Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontraktor dan Konsultan GOR Koja Bakal Kena Sanksi

Kompas.com - 24/09/2013, 14:30 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Olahraga dan Pemuda dan Olahraga (Disorda) DKI Jakarta menyiapkan sanksi bagi kontraktor dan konsultan pembangunan Gelanggang Olahraga (GOR) Kecamatan Koja, Jakarta Utara, yang rubuh pada Kamis (19/9/2013) pukul 17.30. Sanksi itu akan diberikan setelah penyelidikan oleh kepolisian selesai.

"Saya sudah mempunyai gambaran sanksinya, sudah ada. Tapi saya belum berani mengungkapkannya kepada publik karena takut tidak klop dengan hasil pemeriksaan forensik dari temuan polres," ujar Ratiyono dalam jumpa pers di kantor Disorda DKI, Jalan Jatinegara Timur, Jakarta Timur, Selasa (24/9/2013).

Untuk melaksanakan kegiatan pembangunan GOR Koja, Disorda DKI bekerja sama dengan kontraktor pelaksana PT GAP, konsultan pengawasan PT KPU, dan konsultan perencana PT TBK. Ratiyono menyerahkan masalah penyelidikan atas kasus itu kepada aparat kepolisian. Ia juga sudah memberikan keterangan kepada Polres Jakarta Utara yang tengah menyelidiki kasus tersebut. Disorda tengah menyiapkan skenario agar pembangunan GOR ini dapat dilanjutkan hingga rampung.

Ratiyono menuturkan, cetakan beton atau bekisting tangga GOR Koja sudah dirancang untuk kapasitas beban 2 ton. Proses pengecoran memakai dua pompa cor beton, tetapi yang bergungsi hanya satu. Saat itulah terjadi penumpukan beton pada satu titik yang mengakibatkan kapasitas beban melebihi dari yang direncanakan.

Ia juga menyebutkan adanya gangguan komunikasi antara operator pompa cor beton dan pelaksana pekerjaan dalam hal memberikan intruksi aba-aba stop. Karena ada gangguan tersebut, pendistribusian cor beton mengalir terus pada satu titik. Akibatnya, konstruksi cetakan beton tidak dapat menahan kapasitas beban yang diperkirakan 6 ton ditambah tekanan semburan pompa ready mix.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com