"Holly ini mau berlibur ke Singapura sama anaknya. Ketemuan sama suaminya di sana," kata ibu angkat Holly, Ani, di Jakarta, Selasa (1/10/2013).
Ryan (34), adik angkat Holly, menjelaskan, wanita berusia 37 tahun itu telah menikah dengan suaminya pada 2012. Mereka telah dikaruniai seorang anak perempuan yang diasuh orangtua Holly di Salatiga, Jawa Tengah.
Rencana Holly ke Singapura pun pupus. Dia malah ditemukan tewas dengan tangan terikat di apartemennya, Tower Ebony, Kalibata City, lantai sembilan. Dia mengembuskan napas terakhir saat dibawa ke rumah sakit.
Dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), jenazah Holly diterbangkan ke Salatiga. Rencananya, jenazah Holly akan dimakamkan di Salatiga.
"Rencananya akan dimakamkan di Salatiga. Kalau suaminya Holly yang di Australia baru tiba di Jakarta, Rabu," kata kerabat korban bernama Tanty saat ditemui di RSCM.
"Kasihan, kondisinya kok seperti itu. Saya enggak tega. Kashian kenapa bisa sampai begitu banyak luka-luka," ucap Tanty sambil meneteskan air mata.
Ani bercerita, Holly sempat main ke rumahnya di Cibubur, Jakarta Timur, Senin (30/9/2013). Pukul 21.20, dia pulang ke Kalibata, dan sempat mengabarkan dirinya telah sampai di rumah.
Setelah itu, ada telepon lagi. Kali ini, Holly menjerit minta tolong. "Terus sempat telepon dan teriak tolong lalu terputus. Saya telepon berkali-kali, tapi tidak diangkat. Saya coba hubungi anak angkat saya yang ada di dekat situ. Saya juga bingung bisa kejadian seperti itu. Soalnya dia tertutup," kata Ani. Ia juga menelepon petugas keamanan Apartemen Kalibata City agar mengecek kondisi Holly.
Ryan (34) juga berusaha menelepon Holly berulang kali, tetapi tidak ada jawaban. Merasa curiga, Ryan langsung berangkat ke apartemen Holly. Setiba di apartemen, sudah ada kakak angkatnya bernama Hasan dan dua orang satpam.
"Mereka enggak berani dobrak pintu. Alasan satpam takut itu pertengkaran suami istri," ujar Ryan.
Ryan lantas mencoba menggedor pintu dari luar sambil memanggil korban, tetapi tidak dibukakan pintu. Ia lantas berinisiatif mengajak satpam dan Hasan untuk menggedor kamar Holly. "Dari dalam kayak ada suara laki-laki, dan suara kayak benda dipukul," jelas Ryan.
Ketika pintu terbuka, Ryan menemukan Holly sedang telungkup di dekat kasur dengan mengeluarkan banyak darah dari bagian kepala. Dalam kondisi panik, Ryan, Hasan, dan satpam menggotong Holly untuk dilarikan ke Rumah Sakit Tria Dipa, Pancoran. Sayang, nyawa Holly tidak dapat diselamatkan. Jenazah selanjutnya dibawa ke RSCM.
Saat berhasil masuk ke apartemen Holly, Ryan mengaku sepintas melihat ada orang berlari ke balkon dan kemudian terjun. "Tetapi, enggak jelas orangnya karena kita langsung berusaha selamatkan korban," ujar Ryan.
Menurut Ryan, ia serta kerabatnya tidak mengenal pria yang tewas dengan cara terjun dari balkon apartemen Holly. Alasannya, korban selama ini dikenal dengan pribadi yang tertutup sehingga teman dan kerabatnya tidak pernah dikenalkan dengan Mr X.
"Saya tidak pernah dikenalin, jadi kami juga curiga siapa Mr X ini," ujar Ryan.
Kapolsek Metro Pancoran Komisaris Polisi I Nengah Adi Putra menuturkan, ada tetangga apartemen yang mendengar suara ribut dari kamar korban sebelum ditemukan tewas.
Pantauan Tribun, Selasa (1/10/2013), setiap kamar di apartemen tersebut memiliki jendela kaca tanpa terali, di sisi bagian belakang kamar dilengkapi dua ventilasi yang bisa dibuka. Selain itu, terdapat balkon kecil di sisi belakang kamar tempat peletakan mesin AC dan juga tempat penghuni menjemur pakaiannya.
Pria yang ditemukan tewas itu diduga melompat dari bagian balkon kecil tersebut, kemudian membentur talang hujan di lantai dasar sebelum terjatuh di taman apartemen. (tribunnews/bah/ter/zul/Warta Kota)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.