"Kita kasih waktu dua minggu kepada warga sini buat bongkar sendiri," ujarnya saat meninjau kawasan waduk tersebut, Kamis (3/10/2013).
Berdasarkan blusukan-nya ke kawasan permukiman yang ada di sisi timur waduk itu, memang masih ada warga yang belum pindah ke rusun. Kendati demikian, hal itu bukan terjadi karena warga menolak untuk dipindahkan, melainkan karena warga menunggu ada orang yang ingin membeli material rumah mereka, seperti salah seorang ibu yang ditanya Jokowi di sela-sela langkah kakinya menyusuri permukiman.
Berikut percakapan Jokowi dengan ibu itu.
Jokowi: Kenapa ndak pindah, Bu?
Ibu: Sudah, Pak. Rumah saya mah sudah kosong, tinggal pindah doang.
Jokowi: Kenapa ndak dari kemarin saja pindahnya? Kan rusunnya sudah siap?
Ibu: Lagi nunggu orang mau beli bangunan Pak, kan lumayan buat tambah-tambah.
Sang ibu mengaku, jika bahan-bahan material rumahnya dijual kepada penadah puing, maka dia dapat mengantongi uang sebesar Rp 2 juta.
Harga bahan material rumah di sana bervariasi, bergantung pada luas serta bahan-bahannya. Ada yang hanya Rp 600.000, ada pula yang lebih dari Rp 2 juta.
Tahap pertama pemindahan, lanjut Jokowi, sudah ada 250 kepala keluarga yang dipindahkan. Sementara sisanya masih sekitar 200 kepala keluarga. Jumlah warga yang tersisa berbeda dengan data yang dimiliki Dinas Perumahan dan Bangunan Jakarta, yakni sebanyak 50 kepala keluarga lagi.
"Sudah rampung semualah pokoknya, tinggal mereka (warga) masuk rusun, lalu tamannya tinggal ditata," ujar Jokowi.
Kawasan Waduk Ria Rio akan ditata oleh empat instansi. Sisi barat, timur, dan utara akan dibangun oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman, sedangkan sisi selatan akan dikerjakan oleh PT Jakarta Propertindo.
Adapun normalisasi waduk akan dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Semuanya menggunakan APBD. Kini, proses pengerjaan pun baru 10 persen.
Dari empat sisi waduk, baru sisi selatan yang baru dihijaukan dengan rumput dan pepohonan. Di beberapa bagian, juga telah dibangun konblok sebagai tempat pengunjung waduk berpijak. Sementara sisanya baru sekadar diuruk. Proses tersebut bersamaan dengan relokasi warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.