Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momentum Jakarta Punya MRT Dimulai Hari Ini

Kompas.com - 10/10/2013, 07:21 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Impian penduduk DKI Jakarta untuk mengakses transportasi massal modern tampaknya menemui titik cerah. Megaproyek mass rapid transit atau MRT Jakarta resmi dibangun, Kamis (10/10/2013).

"Besok (hari ini) adalah peletakan batu pertama oleh Gubernur," ujar Direktur Utama PT MRT Dono Boestami kepada wartawan, Rabu malam.

Pembangunan pertama, lanjut Dono, akan dilakukan di Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Posisi tepatnya di pinggir Jalan Tanjung Karang depan Gedung UOB.

Pekerjaan pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat bor untuk memasang slope protection. Slope protection adalah sabuk pengaman agar ketika bor untuk kereta masuk, hal itu tidak merusak konstruksi bangunan atau jalan di sekitarnya.

Dono pun menjamin pengerjaan proyek di titik pertama tersebut tak menyebabkan kemacetan. Pasalnya, pengerjaan tidak memakan badan jalan dan fokus pada pengeboran sehingga arus lalu lintas tetap berjalan biasa.

Kepadatan, lanjut Dono, malah diprediksi akan terjadi di jalur Lebak Bulus-Senayan. Desain di tempat tersebut adalah jalur layang sehingga mau tak mau harus memakan badan jalan. Pengerjaan proyek MRT ruas Lebak Bulus-Senayan itu pun merupakan tahap kedua pembangunan MRT, yang akan mulai dikerjakan pada 2014 mendatang.

"Mau tak mau harus begitu, konsekuensi sebuah pembangunan. Yang penting kita sudah siapkan, koordinasi dengan Dishub dan Polisi untuk tetap mengatur arus lalu lintas di sana," kata Dono.

Seperti diketahui, pengerjaan proyek MRT dibagi menjadi delapan paket konstruksi sipil. Rinciannya, tiga konstruksi sipil bawah tanah (underground), yaitu Jalan Sisimangaraja hingga Bundaran Hotel Indonesia, tiga konstruksi sipil jalan layang yaitu Lebak Bulus hingga Al Azhar, serta dua paket pengadaan sistem dan rolling stock. Dari delapan paket tersebut, enam paket sudah lelang tender terlebih dahulu, yakni tiga paket bawah tanah dan tiga paket jalur layang.

Konstruksi sipil MRT bawah tanah dikerjakan terlebih dahulu pada Oktober ini karena waktu pembangunan lebih lama dibandingkan konstruksi layang. Megaproyek ini diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar 125 miliar yen atau sekitar Rp 12,5 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com