Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi MRT, Masyarakat DKI Harus Berkorban

Kompas.com - 10/10/2013, 14:45 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono mengungkapkan, kemacetan yang bakal ditimbulkan akibat pembangunan mass rapid transit (MRT) di Jakarta ke depan tidak bisa dihindari. Meski pihaknya dengan kepolisian telah mempersiapkan rekayasa lalu lintas, dia tetap meminta masyarakat agar rela berkorban jika situasi lalu lintas bakal menjadi tak nyaman.

"Butuh pengertian dan pengorbanan masyarakat supaya jangan melewati jalan-jalan di jalur pembangunan. Gunakanlah jalan alternatif," ujarnya seusai groundbreaking di Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (10/10/2013) pagi.

Menindaklanjuti bakal terjadinya kepadatan kendaraan di jalur-jalur yang dilewati proyek MRT, Dinas Perhubungan DKI serta Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya telah menyiapkan sistem pengaturan lalu lintas baru, yakni Traffic Management Buring Contraction (TMBC).

Prinsip sistem itu, terang Udar, membagi beban jalan yang terkena imbas MRT ke jalan yang lain. Sebagai contoh, masyarakat yang bekerja di Fatmawati dapat menggunakan jalan lainnya yang ada di sekitarnya, misalnya Jalan Antasari dan Jalan Kemang.

Demikian juga ketika pembangunan MRT telah mencapai Jalan Sisimangaraja. Masyarakat menggunakan jalan lain, misalnya Jalan Tendean, Jalan Asia Afrika, dan seterusnya.

Dalam skema TMBC, lanjut Udar, juga telah disiapkan pengganti ruas jalan yang terkena imbas pembangunan proyek MRT, yakni dengan cara melakukan pelebaran jalan. Dengan demikian, lebar jalan secara umum hanya bergeser dan tidak berubah lebarnya.

"Misalnya daerah Thamrin. Ada pembangunan, otomatis menyempit. Nanti digeser, entah trotoar atau saluran airnya sehingga jumlahnya dan lebarnya lajur tetap sama," lanjut Udar.

Tak hanya itu, TMBC juga mengatur proses loading atau unloading di titik yang akan dibangun MRT hanya diperbolehkan dari pukul 02.00 WIB hingga 05.00 WIB dini hari. Dengan demikian, jumlah jalur tetap bertahan di posisi yang semula.

Udar menjelaskan, dinasnya telah menyiapkan dua langkah sosialisasi, yakni dalam bentuk hardware atau software. "Kalau hardware, itu dengan rambu lalu lintas, kalau software melalui web, internet, dan sebagainya," ujarnya.

MRT Jakarta akan membentang dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI dengan jalur sepanjang 16 kilometer. MRT akan dibagi menjadi dua, yakni Lebak Bulus-Sisimangaraja, yang menggunakan jalur layang (elevated), sedangkan Sisimangaraja-Bundaran HI menggunakan jalur bawah tanah atau underground. Proyek tersebut diprediksi rampung pada awal 2018 yang akan datang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com