Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Pendeta Yoko Bunuh Mertuanya Dua Tahun Lalu

Kompas.com - 11/10/2013, 13:46 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolsek Duren Sawit Kompol Imran Gultom menuturkan, motif pembunuhan yang dilakukan Yoko Ransulangi (48) pada dua tahun lalu terhadap Eti Rosilawati (53), mertuanya sendiri, disebabkan sakit hati.

"Motifnya karena hubungan pelaku dengan istrinya tidak direstui oleh korban. Tersangka mengaku 'siapa pun yang tidak merestui hubungan kita, akan tahu akibatnya'," kata Imran meniru ucapan pelaku saat menggelar rilis di Mapolsek Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (10/10/2013).

Imran mengatakan, Eti dibunuh dengan pisau dapur di kediamannya di Rusun Pondok Bambu, pada 4 September 2011 silam. Awalnya, Yoko datang ke rumah dan bertemu dengan korban.

"Pengakuan tersangka saat di berita acara perkara (BAP), dia sudah membawa pisau dan terjadi perlawanan sehingga korban terdorong ke kamar, mengakibatkan ibunya meninggal dan pelaku yang lari berpapasan dengan istrinya," katanya.

Imran menjelaskan, dari hasil pemeriksaan tersangka, tidak ditemukan unsur pembunuhan berencana. Pisau yang digunakan tersangka merupakan pisau dapur rumah korban.

"Tidak direncanakan. Pisau dapur dari rumah korban," katanya.

Diketahui, Eti ditemukan tewas mengenaskan dengan tujuh luka tusuk di seluruh tubuhnya di Rumah Susun Pondok Bambu, Jalan Haji Dogol Lantai 4 No 12 Blok B, sekitar pukul 21.00 WIB.

Selama pelarian, Yoko menjadi "penggembala gereja". Ia kerap memberikan pelayanan doa. Saat kabur dulu, ia pergi ke Semarang dan Kalimantan. Namun, sekitar bulan Februari, sang pendeta kembali ke Jakarta.  Polisi berhasil menangkapnya saat sedang memberikan pelayanan doa di sebuah gereja di perumahan Taman Villa Baru, Bekasi Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com