Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Satpol PP DKI Mengubah Wajah...

Kompas.com - 16/10/2013, 17:44 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tak mudah mengubah kebiasaan lama, apalagi kebiasaan itu identik dengan citra buruk. Situasi itulah yang terjadi di tubuh Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta seusai berganti pimpinan. Ketidakpercayaan, rasa ragu, hingga sinisme mengiringi kerja para penegak peraturan daerah Jakarta yang selama ini identik dengan pentungan dan tameng itu.

Namun, anggapan negatif itu mulai berubah, apalagi petugas Satpol PP mengerjakan tugas dengan baik. Kepada Kompas.com, Rabu (16/10/2013), Kepala Satpol PP DKI Kukuh Hadi Santoso menuturkan keberhasilan institusi yang dipimpinnya selama enam bulan terakhir, khususnya dalam melepas citra lama menjadi wajah menjadi lebih humanistis. Mulai dari penertiban pedagang kaki lima Tanah Abang hingga relokasi warga ke rusun, sukses dikawal.

"Sejak pertama saya menjabat, Pak Gubernur bilang, 'Yang kita hadapi, kita pindahkan, kita tata itu saudara kita, bukan musuh kita.' Itu saja yang dia bilang, enggak ada yang lain-lain," ujar Kukuh.

Pesan itu kemudian diteruskan ke ribuan anggota Satpol PP ketika apel sebelum melaksanakan penindakan. Tentunya dengan kalimat yang telah diimprovisasinya demi menggugah hati personel.

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Kepala Satpol PP DKI Kukuh Hadi Santoso

Hasilnya cukup memuaskan. Kukuh mencatat ada 14 penertiban yang dilakukan Satpol PP, seluruhnya tergolong berhasil. Satpol PP berhasil menggusur warga dekat KPK, Kampung Srikandi, Jatinegara Kaum, menggusur warga di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Bantar Gebang, Puri Kembangan, pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang, Pasar Minggu, dan Pasar Gembrong, serta menertibkan Pasar Jatinegara, Pasar KS Tubun, PKL Kota Tua dan Koja, hingga relokasi di Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio.

Tak hanya mengurus proses relokasi, personel Satpol PP turut terlibat dalam proses dialog, negosiasi, hingga komunikasi dengan target penindakan. Tidak dengan pentungan, tidak pula dengan tameng. Mereka "bersenjatakan" pendekatan dari hati ke hati.

"Malah kalau saya bilang, lebih berhasil daripada dulu pakai pentungan dan tameng. Kita pun sadar memang tak bisa ditindak begitu saja. Asal ada solusinya, saya kira enggak masalah. Yang lahan KPK, malahan Gubernur antar sendiri," ujar Kukuh.

Meski demikian, Kukuh mengakui bahwa proses yang dilakukan anak buahnya tersebut masih sering ditanggapi miring. Bahkan, institusinya pernah dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas tuduhan melakukan tindak kekerasan. Kasus itu terjadi saat petugasnya menertibkan warga di sekitar Waduk Pluit, Penjaringan, Jakrta Utara.

Kukuh mengatakan, insiden di Pluit itu terjadi ketika petugasnya ingin memindahkan warga yang tidur di atas alat berat. Saat akan diangkat, warga itu memberontak membabi buta sehingga terpaksa diamankan Satpol PP. Meski sempat dibawa ke ranah hukum, warga itu mencabut laporan dan penindakan tetap terjadi.

"Nyatanya mereka mencabut laporannya di polisi. Itu kan berarti mengakui mereka salah dan lahan yang ditempati itu lahan pemerintah," ujarnya.

Kukuh mengatakan, meski dipukul, dicerca, dan diragukan, anggotanya justru mendapatkan motivasi untuk berbenah diri. Satpol PP ingin menjadi bagian dari pembangunan Jakarta, bukan dengan kekerasan, melainkan dengan komunikasi aktif. Ia berharap masyarakat tidak ragu menerima wajah baru Satpol PP, wajah tanpa kekerasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com