Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marah, Jokowi Lempar Bundelan Data di Kantor Wali Kota Jaktim

Kompas.com - 18/10/2013, 14:08 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Amarah Gubernur DKI Joko Widodo memuncak saat ia mengunjungi Kantor Wali Kota Jakarta Timur pada Jumat (18/10/2013) siang. Sebundel data yang dia pegang dilempar ke salah satu meja pejabat itu hingga mengagetkan semua yang ada di ruangan.

Kejadian bermula saat Jokowi datang ke kantor itu sekitar pukul 12.45. Jokowi, ditemani Wali Kota Jakarta Timur HR Krisdianto, langsung meninjau loket pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) di lantai dasar. Di sana, Jokowi bertanya kepada petugas loket tentang bagaimana jika warga ingin mengurus tanda daftar perusahaan.

"Kalau saya misalnya masyarakat, saya gimana nih, datang terus ngapain?" tanya Jokowi.

"Ngurusnya di sini Pak, terus diverifikasi di atas Pak, di Kepala Suku Dinasnya," jawab petugas.

Usai mendapat sedikit penjelasan, Jokowi pun melangkahkan kakinya ke lantai yang dimaksud sang petugas loket. Sempat terjadi perdebatan antara PNS Wali Kota Jakarta Timur yang hadir apakah lantai yang dimaksud adalah lantai tiga atau lantai empat.

Seusai dipastikan bahwa urusan itu ada di lantai tiga, Jokowi pun beranjak pergi. Rupanya, di lantai yang dimaksud, suasana tampak sepi. Hanya tampak sekitar enam atau tujuh orang PNS yang tersebar di ruangan luas itu.

Satu orang di antaranya tampak tengah bermain game di komputer. Namun, Jokowi tak melihatnya. Dia fokus ke meja yang semula dituju.

Di meja yang berada di kanan ruangan, Jokowi tak mendapati seorang pun berada di sana. Meja Kasudin KUKMP Jakarta Timur Johan Afandi tampak sepi. Chusnul Chotimah, Kepala PTSP yang turut mendampingi sang Gubernur, tampak gelisah. Ia menginstruksikan anak buahnya untuk memanggil, baik sang Kasudin maupun staf lainnya.

"Cepat panggil orang-orang ini semuanya," ujar Chusnul.

"Ini komputer kok enggak nyala, password-nya apa ini, ayo dong cepat-cepat," ujar Chusnul terlihat panik menginstruksikan anak buah yang tampak sibuk.

Di antara kerumunan PNS yang ada di ruangan itu, salah satu PNS tampak menelepon orang yang seharusnya berada di meja tersebut. "Cepetan naik ke atas, Pak Jokowi datang," ujarnya dengan nada pelan.

Bernada setengah berbisik, Jokowi berpesan kepada salah satu stafnya. "Mas, catat nama orang-orang ini," ujar Jokowi.

Sekitar lima menit menunggu, orang yang dimaksud tak kunjung datang. Jokowi yang masih memegang sebundel data TDP beranjak pergi tanpa mengatakan sesuatu apa pun. Sebundel data itu dilemparkan begitu saja ke salah satu meja di ruangan itu hingga menimbulkan bunyi keras, brakk!

Semua orang yang ada di dalam ruangan pun tak bersuara melihat Jokowi marah. Seusai melempar sebundel data, Jokowi didampingi beberapa ajudannya berjalan cepat meninggalkan ruangan. Tak ada salam perpisahan dengan PNS di Kantor Wali Kota tersebut, Jokowi langsung berjalan ke mobil dinasnya dan masuk sambil membanting pintu mobilnya.

Para PNS hanya bisa melongo atas perilaku sang Gubernur yang lain dari biasa. "Ya ampun, buka kaca aja enggak," ujar salah satu PNS yang melihat aksi Jokowi tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, Jokowi tak memberikan pernyataan kepada media atas kondisi yang dialaminya. Ia diketahui beranjak ke Balaikota, Jakarta Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com