Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa yang Dilaporkan Prijanto ke KPK?

Kompas.com - 07/11/2013, 14:35 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto enggan mengungkap secara gamblang siapa saja pejabat atau mantan pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dilaporkannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi terkait sengketa lahan Taman Bersih, Manusiawi, Wibawa (BMW). Namun, Prijanto menyiratkan kalau Gubernur DKI Jakarta sebelum Joko Widodo (Jokowi) adalah pihak yang bertanggung jawab terkait sengketa lahan tersebut.

"Berita acara serah terima itu ditandatangani 8 Juni 2007, terus 7 Oktober kan pergantian gubernur baru, pelaksanaan berita acara serah terima itu berarti gubernur yang baru. Setelah Pilkada 2012, beralih ke Jokowi, pikir sendiri," kata Prijanto di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (7/11/2013), seusai melaporkan masalah lahan BMW ini.

Di KPK, Prijanto yang datang bersama politikus senior, AM Fatwa, itu diterima Wakil Ketua KPK Adnan Pandupraja dan perwakilan dari bagian pengaduan masyarakat (dumas) KPK. Menurut Prijanto, ada kejanggalan dalam proses pelepasan lahan di Taman BMW yang akan dibangun stadion sepak bola bertaraf internasional tersebut.

Ada perbedaan antara luas lahan dalam berita acara serah terima (BAST) dari pengembang kepada Pemda DKI dengan yang tercatat dalam surat pelepasan hak (SPH) dari pemilik tanah kepada pengembang. Dia mengatakan, menurut BAST, luas lahan yang akan digunakan sekitar 26 hektar. Namun, luas lahan yang sudah ada SPH-nya hanya 12 hektar.

"Surat pelepasan hak ada lima, kalau dijumlah cuma 12 hektar, padahal DKI Jakarta sudah mengumumkan sebagai aset 26 hektar. Terjadi pembohongan publik tidak?" ujarnya.

Selain itu, lanjut Prijanto, ada kejanggalan lain terkait nama jalan lokasi tanah yang tercantum dalam BAST. Nama lokasi lahan dalam BAST tersebut ada yang berbeda dengan nama jalan di lokasi sesungguhnya.

"Tanah BMW itu ada di Patangguh, tapi 5 SPH di lampiran, ada 4 SPH yang di Kelurahan Sunter Agung. Jauh atau dekat, pikir sendiri ini benar atau salah," tuturnya.

Saat ditanya mengapa dia baru melaporkan masalah ini ketika sudah tidak menjabat wagub DKI Jakarta, Prijanto mengaku kalau matanya baru terbuka setelah dia mengundurkan diri dari jabatan wagub.

"Saya ngertinya justru setelah tidak jadi wagub. Pada waktu saya jadi wagub, staf sama gubernur cuma bilang tanah BMW adalah kewajiban fasos, fasum dari pengembang yang sudah diserahkan DKI dan sudah masuk aset. Kalau Anda membaca aset DKI, mesti ada tanah BMW itu senilai Rp 737 miliar lebih," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com