Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bima Arya: Stasiun Paledang Jangan Tambah Kemacetan

Kompas.com - 09/11/2013, 22:41 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Wali Kota Bogor terpilih, Bima Arya, mengharapkan keberadaan Stasiun Paledang yang melayani rute kereta api Bogor-Sukabumi tidak menimbulkan persoalan baru terutama soal kemacetan.

"Intinya kita sangat mengapresiasi kehadiran jalur kereta Bogor-Sukabumi ini. Tapi karena keberadaan stasiunnya yang di tengah permukiman warga perlu dikaji lagi," kata Bima saat menghadiri peresmian operasional Kereta Api Pangrango Bogor-Sukabumi, Sabtu (9/11/2013).

Menurut Bima, kahadiran kereta api jalur Bogor-Sukabumi sangat diharapkan oleh masyarakat di Kota Bogor. Ia meyakini beroperasinya kereta itu dapat mendorong perekonomian masyarakat.

Selain bisa jadi sarana transportasi umum, tambah Bima, kereta tersebut juga bisa untuk kereta wisata. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut menyebutkan, perjalanan kereta api Bogor-Sukabumi menyuguhkan permandangan alam yang indah.

Oleh karena itu, Bima sangat mengapresiasi beroperasinya kereta tersebut yang dilengkapi dengan fasilitas AC dan gerbong eksekutif. "Apalagi kehadiran kereta ini membantu masyarakat Kota Bogor yang ingin ke Sukabumi maupun sebaliknya terhindar dari kejenuhan di jalan karena macet," ujarnya.

Namun, terlepas dari itu, Bima melihat keberadaan Stasiun Bogor Paledang yang melayani KA Bogor-Sukabumi di tengah permukiman warga perlu mendapat perhatian. Bila satu sisi keberadaan KA tersebut mengurangi beban di wilayah Ciawi-Sukabumi, Ia pun berharap keberadaan stasiun tidak menambah beban arus lalu lintas di sekitar Jalan Kapten Muslihat dan Paledang.

"Ya nantinya kita akan melihat dan memantau bersama-sama. Karena akses stasiun Bogor di Kapten Muslihat kita ketahui bersama sudah cukup padat. Jadi jangan sampai kehadiran stasiun ini menimbulkan persoalan baru," ujarnya.

VP Public Relation PT KAI Sugeng Priyono, mengatakan, keberadaan Stasiun Bogor Paledang terpisah dari Stasiun Besar Bogor dengan tujuan agar perjalanan KA Bogor-Sukabumi tidak menganggu perjalanan penumpang KRL.

Pembangunan Stasiun Bogor Paledang juga dilakukan dengan cepat hanya dalam tiga minggu. Awalnya, kereta rencananya akan diberangkatkan dari Stasiun Besar Bogor. "Kita khawatir jika KA Bogor-Sukabumi diberangkatkan dari Stasiun Besar Bogor akan menambah kepadatan di stasiun. Makanya kita pisahkan," ujarnya.

Ia mengatakan, selama satu minggu akan melakukan evaluasi dan kajian terkait pengoperasian KA Bogor-Sukabumi.

KA Pangrango jalur Bogor-Sukabumi sebelumnya dilayani oleh KRD Bumi Geulis. KA Pangrango tersebut terdiri dari tiga kereta ekonomi dengan kapasitas 318 kursi, satu kereta kelas eksekutif dengan kapasitas 50 kursi, satu kereta makan, satu gerbong pembangkit dan satu lokomotif. Untuk tarif kereta ekonomi AC Rp 15.000 per orang, dan Rp 35.000 per orang untuk eksekutif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com