JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri turut serta dalam acara nonton bareng film Trashed di Pusat Kebudayaan Belanda di Jakarta, Erasmus Huis, pada Senin (11/11/2013) malam.
Turut serta dalam acara tersebut Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, perwakilan negara tetangga serta sejumlah pejabat tinggi negara lainnya.
Pantauan Kompas.com, keduanya telah hadir di ruangan teater itu sejak pukul 17.00 WIB. Disambut oleh akademisi di tempat tersebut, Jokowi yang mengenakan kemeja putih berlengan panjang serta Megawati yang mengenakan terusan bercorak bunga tersebut tampak mengambil tempat duduk paling depan.
Keduanya serta puluhan undangan tampak serius menonton. Film yang diproduksi tahun 2012 tersebut merupakan besutan Jeremy Irons, aktor yang menjadi aktivis lingkungan hidup asal Inggris.
Film berdurasi 120 menit berjenis dokumenter itu berisi penyelidikan sejauh apa ancaman sampah bagi masyarakat dunia. Apa efek negatif sampah bagi manusia? Mengapa dengan banyaknya dampak negatif, sampah tetap diproduksi? Lantas, bagaimana respon aktivis, perusahaan dan kelompok lainnya tentang parahnya kondisi sampah di dunia, terutama bagi kota?
Tanya Jawab Usai menonton film, Olga Lidya yang memandu acara tersebut membuka sesi pertanyaan langsung dengan pembesut film. Jokowi pun tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk bertanya.
Jokowi melontarkan pertanyaan dengan bahasa Inggris "Saya sangat terinspirasi dan senang menonton film ini. Film ini menggugah saya soal permasalahan sampah," ujar Jokowi.
"Tapi, saya punya permasalahan, orang Jakarta itu menghasilkan 60 ribu ton sampah tiap hari. Dan lebih parah lagi, 2000 ton sampah dibuang melalui sungai-sungai di Jakarta. Bagaimana solusi Anda untuk saya selesaikan masalah ini?" Lanjut Jokowi.
Jeremy menjawab, pemerintah harus mulai mensosialisasikan hidup bersih secara komprehensif. Salah satunya dengan membuat iklan layanan masyarakat secara periodik di berbagai media massa seperti televisi, radio, koran dan media online.
Hal tersebut mampu merangsang perilaku masyarakat, khususnya bagi anak-anak untuk memulai hidup bersih di lingkungannya. "Meski mahal, kalau tujuannya tercapai tentu bagus. Saya yakin hidup orang-orang akan berubah kalau mereka merasakan bahwa hidup bersih itu masuk akal," ujarnya.
Sementara soal perilaku mereka yang kerap membuang sampah di sungai, Jeremy menegaskan perilaku itu bukan sepenuhnya salah mereka. Warga memiliki pendidikan rendah soal bagaimana mereka membuang sampah seharusnya. Oleh sebab itu, tugas pemerintah untuk menyediakan tempat sampah di lingkungannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.