Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambil Menggerutu, Seorang Anggota DPRD DKI Tinggalkan Jokowi

Kompas.com - 12/12/2013, 06:42 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat paripurna soal penetapan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di DPRD DKI Jakarta pada Kamis (11/12/2013) kemarin diwarnai aksi penolakan. Namun, penolakan hanya dilakukan oleh seorang anggota DPRD DKI sehingga secara keseluruhan tak mengganggu keputusan rapat.

Ketika forum rapat yang dihadiri 55 persen anggota DPRD DKI dan Gubernur Jakarta Joko Widodo itu baru saja mengetuk palu tanda pengesahkan Perda RDTR, Ketua Komisi C DPRD Maman Firmansyah tiba-tiba walk out dari rapat paripurna tersebut. Maman mengiringi walk out tersebut dengan menggerutu.

"Perda ini sangat dipaksakan," gerutu Maman.

Aksi Maman tersebut tak digubris pemimpin rapat yang juga sekaligus Ketua DPRD DKI Ferrial Sofyan serta anggota rapat lainnya. Aksi Maman malah mendapat tanggapan dari penonton dalam rapat paripurna yang menganggap aksi tersebut tak jelas.

"Kalau mau protes, kenapa enggak dari tadi ya. Kan ditanyain ini setuju atau tidak. Enggak berani atau apa dia," ujar salah seorang pegawai negeri sipil yang turut mendengar gerutuan Maman.

Kompas.com tak bisa mengonfirmasi Maman, mengapa walk out tersebut dilakukan seorang diri, sementara anggota PPP lainnya bertahan dalam rapat paripurna. Dihubungi melalui ponsel, Maman tak menjawab.

Menanggapi aksi tersebut, anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Sanusi, mengaku tidak mengetahui hal yang dipersoalkan Maman. Soal gerutu Maman yang menyebutkan bahwa Perda RDTR terlalu dipaksakan, politisi Partai Gerindra tersebut pun menampiknya.

"Ini sudah lebih dari setahun pembahasan, kok dipaksakan. Ini kan sudah dibahas di Balegda (Badan Legislasi Daerah DPRD Jakarta) sejak lama," ujarnya.

Sanusi pun menuding, aksi tersebut adalah buah ketidakdisiplinan Maman sendiri. Menurut Sanusi, rekannya itu diketahui tidak pernah hadir dalam rapat pembahasan perda itu di tingkat komisi.

Adapun Badan Legislasi Daerah DPRD Jakarta tetap pada keputusan untuk menetapkan Perda RDTR melalui rapat paripurna, Rabu (11/12/2013) siang. Perda RDTR tersebut diketahui sempat dibahas lebih dari setahun oleh DPRD DKI.

RDTR merupakan bentuk lebih detail dan rinci dari Perda Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030. Tanpa RDTR, pembangunan di Jakarta dipastikan tak terencana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com