Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan Keuangan Ragunan Tak Transparan, Dicurigai Ada Penyimpangan

Kompas.com - 12/12/2013, 08:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
— Dugaan buruknya pengelolaan Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, semakin menguat. Selain masalah pemberian pakan, manajemen Taman Margasatwa Ragunan diduga tidak memberi laporan keuangan secara transparan.

Dugaan penyimpangan itu didasarkan pada laporan lisan dan tertulis serta investigasi lapangan. ”Saya pribadi sudah mengecek laporan yang masuk. Laporan itu mendekati kebenaran dengan kondisi di lapangan,” kata anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, Rabu (11/12/2013), di Jakarta.

Dugaan penyimpangan paling kuat ada pada manajemen pemberian pakan satwa. Anggaran pakan seharusnya dibelanjakan dengan terperinci dilengkapi laporan jenis makanan untuk satwa. Secara berkala, perlu ada evaluasi manajemen pakan tersebut apakah masih efektif atau tidak.

”Namun, hal ini tidak kami temukan di sana. Padahal, yang diurus ribuan (klaim pengelola 2.000) koleksi satwa, pasti butuh perhatian khusus dalam hal pakan,” kata Prasetyo.

Buruknya pengelolaan pakan itu diduga berdampak pada kematian banyak satwa langka di Ragunan. Laporan yang diperoleh komisi yang membidangi ekonomi itu, 14 ekor walabi mati bersamaan pada hari yang sama bulan November disebabkan persoalan itu, bukan akibat serangan anjing liar.

Buruknya pengelolaan pakan itu sama seperti temuan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dalam pemeriksaan Juli lalu. Salah satu temuan, pengelola Taman Margasatwa Ragunan tidak membentuk bagian khusus untuk menangani distribusi pakan.


Uang toilet

Selain persoalan pengelolaan pakan satwa, Komisi B juga mencermati pengelolaan keuangan lembaga itu. Salah satu penghimpunan dana yang disoroti adalah uang toilet. Prasetyo mengatakan belum menemukan laporan keuangan tahunan mengenai pendapatan itu. Ada dugaan, dana yang diperoleh dari komersialisasi fasilitas publik itu digelapkan.

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin mengaku berkali-kali menerima informasi seperti itu. Menurut dia, hal ini menjadi tantangan Pemprov DKI Jakarta yang ingin meningkatkan kualitas Ragunan.

Menanggapi itu, Bambang Wahyudi dari Humas Taman Margasatwa Ragunan mengatakan tidak mengetahuinya. ”Maaf, soal itu saya belum tahu,” katanya.

Menurut dia, selama ini retribusi yang dikenakan kepada para pedagang disetorkan kepada pemerintah provinsi. ”Ada tiketnya,” kata Bambang singkat.

Pengelolaan aset lain, seperti toilet, menurut Bambang, diserahkan kepada koperasi. Lembaga itu berada di luar organisasi Taman Margasatwa Ragunan. ”Tentang berapa besaran dan yang dihimpun, saya tidak tahu. Saya harus tanyakan dulu kepada yang kompeten,” ucapnya. (NDY/JOS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com