Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Perhatian, Potensi Kemacetan di Sekitar Halim

Kompas.com - 13/12/2013, 06:30 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencananya, Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, melayani penerbangan komersial domestik mulai 10 Januari 2014. Sejumlah titik rawan macet di kawasan sekitar bandara menjadi perhatian.

"Ada 6 sampai 7 jalur yang mengarah ke Bandara Halim Perdanakusuma merupakan lokasi rawan kemacetan," kata Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur Mirza Aryadi Soelarso, Kamis (12/12/2013).

Mirza mengatakan, kondisi itu membutuhkan koordinasi dengan berbagai instansi untuk mendapatkan solusi. "(Misalnya) bagaimana mengatasi (kemacetan) akses pada jam sibuk di persimpangan rawan kemacetan," kata dia.

Beberapa titik rawan kemacetan itu antara lain di kawasan Cawang-UKI, simpang Halim mendekati pertigaan Kebon Nanas menuju Halim, kawasan Kalimalang, jalur dari Kecamatan Makassar yang tembus ke Halim, dan jalur antara Pondok Gede menuju persimpangan Taman Mini.

Mirza belum dapat memastikan apakah akan ada pengalihan arus lalu lintas di lokasi yang dinilai rawan macet itu. "Kalau traffic management, kami tunggu dari Dinas Perhubungan. Kaitannya penyempuraan geometrik simpang. Buka-tutup kendaraan, kami masih koordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Polda," kata dia.

Peningkatan volume kendaraan menjadi perhatian lain dari rencana terkait Bandara Halim Perdanakusuma. Kepadatan tersebut akan terukur dari seberapa banyak penumpang dalam setiap penerbangan dan berapa banyak penerbangan yang tiba atau berangkat per jam per hari.

Simulasi sederhana

Bila satu pesawat memuat 150 penumpang, sebut Mirza memberikan contoh, kemudian setiap jam ada dua pesawat yang datang dan terbang, maka akan ada 600 penumpang dalam rentang satu jam itu berada di sekitar bandara.

Lalu, lanjut Mirza, bila tiap 4 penumpang dari jumlah tersebut menumpang satu mobil, maka akan ada 150 kendaraan dalam waktu satu jam itu. "Tapi apakah mobil itu langsung jalan, kan bisa enggak. Mungkin ada yang nunggu di situ, ada acara makan," ujarnya.

Oleh karenanya, pada jam berikutnya, kepadatan pun bisa terdampak dari akumulasi jam sebelumnya. Potensi kemacetan menjadi konsekuensi yang bisa diperkirakan. Mirza mengatakan, kepastian lokasi kemacetan akan terlihat begitu bandara itu beroperasi melayani penerbangan domestik. Setelah lokasi pasti kemacetan diketahui, kata Mirza, evaluasi akan segera dilakukan.

Mengenai masalah parkir di bandara, menurut Mirza, hal itu merupakan kewenangan bandara. "Kalau kami dari Pemda (menangani) bagian luar lalu lintasnya," kata dia. Petugas perhubungan bersama Kepolisian dan Satpol PP akan ditempatkan di kawasan rawan macet, terutama pada jam sibuk pagi dan sore.

Bandara domestik Halim

Bandara Halim Perdanakusuma dijadwalkan melayani 66 penerbangan domestik pada 2014. Dengan asumsi setiap pesawat mengangkut 150 penumpang, diperkirakan akan ada 9.000 orang berlalu lalang di bandara itu per hari.

Penggunaan bandara ini untuk penerbangan domestik merupakan respons atas kepadatan lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta. Sejumlah maskapai yang menyatakan siap memindahkan layanan penerbangan ke Halim antara lain adalah Mandala Air, Sriwijaya Air, Sky Airline, Qatar Air, dan Batik Air.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tersedia 8.426 Kuota PPDB Bersama, Pelajar yang Tak Lulus Negeri Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis

Tersedia 8.426 Kuota PPDB Bersama, Pelajar yang Tak Lulus Negeri Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis

Megapolitan
Jelang Idul Adha, Pemprov DKI Mulai Periksa Kesehatan Ribuan Hewan Kurban

Jelang Idul Adha, Pemprov DKI Mulai Periksa Kesehatan Ribuan Hewan Kurban

Megapolitan
Selain Temukan Pil PCC, Polisi Juga Sita Sejutaan Butir Hexymer di 'Pabrik Narkoba' Bogor

Selain Temukan Pil PCC, Polisi Juga Sita Sejutaan Butir Hexymer di "Pabrik Narkoba" Bogor

Megapolitan
Polisi Periksa 14 Saksi Terkait Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor

Polisi Periksa 14 Saksi Terkait Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor

Megapolitan
Sespri Iriana Ikut Pilkada Bogor, Klaim Kantongi Restu Jokowi

Sespri Iriana Ikut Pilkada Bogor, Klaim Kantongi Restu Jokowi

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli Teman di Kalideres, Disdik DKI: Sedang Kami Dalami

Siswi SLB Diduga Dicabuli Teman di Kalideres, Disdik DKI: Sedang Kami Dalami

Megapolitan
Sekap Wanita “Open BO” di Apartemen Kemayoran, Pelaku Bawa Teman dari Kalbar

Sekap Wanita “Open BO” di Apartemen Kemayoran, Pelaku Bawa Teman dari Kalbar

Megapolitan
Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Megapolitan
BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

Megapolitan
Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Megapolitan
Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa 'Open BO'

Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa "Open BO"

Megapolitan
Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com