Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Jokowi di Meja Makan

Kompas.com - 19/12/2013, 19:05 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Blusukan ke kampung-kampung dan mendengar langsung aspirasi warga tak selalu berbuah tanggapan positif bagi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Seusai blusukan dari empat tempat pada Kamis (19/12/2013), Jokowi makan di sebuah restoran di bilangan Jakarta Barat. Di atas meja makan itulah, Jokowi mencurahkan suka dukanya soal blusukan di kampung-kampung seperti yang selama ini dilakukan.

Curhat dimulai ketika Jokowi menceritakan pentingnya blusukan. "Semua itu memang harus dicek berkali-kali. Sekali dicek, dua kali dicek, tiga kali dicek, terakhir dicek lagi," ujarnya semangat. "Kita itu harus pastikan apa yang di lapangan itu sesuai dengan desain dan rencana. Jangan sampai melenceng," lanjut Jokowi.

Meski demikian, Jokowi mengaku tetap saja mendapat komentar miring, terutama dari lawan politik. Jokowi dianggap pencitraan. "Ini baru ngecek sekali dua kali saja sudah dibilang pencitraan. Ada yang bilang, 'Ngapain sih ke situ berkali-kali'. Mereka ndak paham apa kalau semua itu harus dipantau langsung," ujar Jokowi.

Jokowi mencontohkan mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew. Pria yang menjabat menjadi perdana menteri selama tiga periode tersebut merupakan tokoh pembangunan Singapura yang dijadikan panutan oleh politikus PDI Perjuangan tersebut.

"Lee Kuan Yew itu ngecek sampai berkali-kali loh. Dicek sampai sedetail-detailnya. Itu baru Perdana Menteri. Apalagi saya yang cuma gubernur, harusnya lebih dari itu dong," kata Jokowi.

Komentar positif, komentar negatif, semua dianggapnya sebagai angin lalu saja. Menurut Jokowi, pro dan kontra sampai kapan pun akan tetap ada. Namun, di tengah itu, ada celah yang dinamakan Jokowi sebagai kerja. Hanya kata itu yang menjadi kepentingan Jokowi dalam menunaikan tugasnya sebagai Gubernur Jakarta. "Terus kalau begitu gimana? Ya sudah biar saja. Kerja pokoknya," lanjut Jokowi sambil tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LBH Jakarta Sebut Pemberian Bintang Empat Prabowo Abaikan UU TNI

LBH Jakarta Sebut Pemberian Bintang Empat Prabowo Abaikan UU TNI

Megapolitan
Polisi Imbau Warga Bikin SIM Langsung di Satpas, Jangan Termakan Iming-iming Medsos

Polisi Imbau Warga Bikin SIM Langsung di Satpas, Jangan Termakan Iming-iming Medsos

Megapolitan
NIK 213.831 Warga Sudah Dipindahkan ke Luar Jakarta, Dukcapil: Akan Terus Bertambah

NIK 213.831 Warga Sudah Dipindahkan ke Luar Jakarta, Dukcapil: Akan Terus Bertambah

Megapolitan
Polisi Musnahkan 300 Knalpot Brong di Koja dengan Gergaji Mesin

Polisi Musnahkan 300 Knalpot Brong di Koja dengan Gergaji Mesin

Megapolitan
Polresta Bogor Luncurkan Aplikasi SiKasep, Lapor Kehilangan Tak Perlu Datang ke Kantor Polisi

Polresta Bogor Luncurkan Aplikasi SiKasep, Lapor Kehilangan Tak Perlu Datang ke Kantor Polisi

Megapolitan
Janggal dengan Kematian Anaknya di Dalam Toren, Ibu Korban: Ada Bekas Cekikan

Janggal dengan Kematian Anaknya di Dalam Toren, Ibu Korban: Ada Bekas Cekikan

Megapolitan
Pemalsu Dokumen yang Ditangkap Polsek Setiabudi Pernah Jadi Calo SIM

Pemalsu Dokumen yang Ditangkap Polsek Setiabudi Pernah Jadi Calo SIM

Megapolitan
2 Hari Sebelum Ditemukan Tewas di Toren, Korban Sempat Pamit ke Ibunya

2 Hari Sebelum Ditemukan Tewas di Toren, Korban Sempat Pamit ke Ibunya

Megapolitan
Kadernya Hadiri Rakorcab Gerindra meski Beda Koalisi, Golkar Depok: Silaturahim Politik Saja

Kadernya Hadiri Rakorcab Gerindra meski Beda Koalisi, Golkar Depok: Silaturahim Politik Saja

Megapolitan
Ulah Bejat Bujang Lapuk di Bogor, Cabuli 11 Anak di Bawah Umur gara-gara Hasrat Seksual Tak Tersalurkan

Ulah Bejat Bujang Lapuk di Bogor, Cabuli 11 Anak di Bawah Umur gara-gara Hasrat Seksual Tak Tersalurkan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak

Polisi Tangkap Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak

Megapolitan
Tersangka Pemalsu KTP dan Ijazah Raup Keuntungan Rp 30 Juta Per Bulan

Tersangka Pemalsu KTP dan Ijazah Raup Keuntungan Rp 30 Juta Per Bulan

Megapolitan
Besok, Siswi SLB di Kalideres yang Jadi Korban Pemerkosaan Bakal Lapor Polisi

Besok, Siswi SLB di Kalideres yang Jadi Korban Pemerkosaan Bakal Lapor Polisi

Megapolitan
Pelaku Pencabulan 11 Anak di Bogor Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Pelaku Pencabulan 11 Anak di Bogor Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Koalisi Masyarakat Sipil Gugat Pemberian Pangkat Bintang Empat Prabowo ke PTUN

Koalisi Masyarakat Sipil Gugat Pemberian Pangkat Bintang Empat Prabowo ke PTUN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com