Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Di Jakarta Utara, Harus Ada 3 Waduk Seluas Waduk Pluit

Kompas.com - 22/01/2014, 18:43 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, salah satu langkah menanggulangi banjir Ibu Kota adalah dengan membangun waduk sebanyak-banyaknya. Pembangunan waduk itu terutama diprioritaskan di Jakarta Utara. Menurut Basuki, waduk dapat berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan yang kemudian dialirkan ke laut.

"Khusus di wilayah utara, minimal harus ada dua atau tiga waduk seluas Waduk Pluit," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (22/1/2014).

Basuki mengatakan, pembangunan waduk diprioritaskan di Jakarta Utara sebab seluruh aliran air sungai atau hujan dibuang ke utara. Permukaan tanah Jakarta Utara berada di bawah permukaan air laut. Oleh karena itu, waduk diperlukan sebagai penampung air sementara dan bisa dikeringkan dengan pompa. Untuk membangun waduk, kata Basuki, Pemprov DKI Jakarta membutuhkan waktu sekitar lima tahun.

Kendati demikian, Basuki tidak menjamin bahwa pembangunan waduk itu dapat membuat Jakarta bebas banjir. Hal itu disebabkan 40 persen wilayah Jakarta berada di bawah permukaan laut. "Kalau debit airnya banyak dan pompa tidak berfungsi, ya akan banjir lagi," kata Basuki.

Basuki menyebutkan, sepanjang tahun ini, Pemprov DKI Jakarta akan menyelesaikan pembangunan waduk-waduk di Jakarta. Hal ini dilakukan setelah melihat hasil positif dari normalisasi Waduk Pluit di Penjaringan, Jakarta Utara, dan Waduk Ria Rio di Pulogadung, Jakarta Timur. Basuki mengklaim normalisasi Waduk Pluit telah dapat membebaskan Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin dari banjir. Adapun normalisasi Waduk Ria Rio berdampak positif untuk kawasan Pulomas dan Cempaka Putih.

Di samping itu, Pemprov DKI Jakarta juga akan menambah pompa-pompa air di waduk dan kawasan rawan banjir. Tiga pompa baru ditambahkan di Waduk Pluit dan rumah pompa dibangun di Pluit Village. "Nah dengan begini, 'baskom' (waduk) utara lebih siap. Jadi, sekarang daripada ngotot ribut-ribut capek juga, mendingan kita siapkan 'baskom' yang gede-gede di utara," ujar Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com