JAKARTA, KOMPAS.com — Sama dengan wihara lain yang merayakan perayaan Tahun Baru Imlek, Wihara Amurva Bhumi di Jalan Satrio Raya, Kuningan, Setia Budi, Jakarta Selatan, juga dipersiapkan untuk menyambut perayaan tersebut. Sebenarnya, wihara tersebut sudah bersih sejak Kamis (23/1/2014) pekan lalu. Namun, banjir sempat menggenangi wihara tersebut sejak Selasa (28/1/2014) malam hingga Rabu (29/1/2014) sore sehingga pengurus setempat harus kembali membersihkannya sejak tadi malam hingga sore ini.
Banjir di wihara tersebut mencapai 150 cm sehingga patung dewa dan dewi di sana harus diungsikan ke bagian yang lebih tinggi. Beberapa perlengkapan sembahyang, seperti lilin besar 180 cm dan berat 200 kg, terendam air sehingga membuat lilin tersebut rusak.
Pengurus Wihara Amurva Bhumi, Hong Wie (60), mengatakan, meski wihara sempat direndam banjir, perayaan hari raya Imlek 2565 akan tetap dilaksanakan mulai nanti malam hingga besok. Berbagai persiapan telah dilaksanakan untuk menyambut tahun kuda kayu.
"Kita bersyukur sekali sudah surut, semoga curah hujan juga tidak terlalu tinggi lagi, biar wihara tidak perlu terendam banjir lagi," ujar Hong Wie kepada Kompas.com, Kamis (30/1/2014).
Kompleks wihara itu terletak di muara air menuju Kali Krukut. Banjir yang dialami kemarin, menurut Hong, lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya. "Ini memang yang tertinggi. Waktu tahun 2007 hanya sebetis," kata dia.
Hong berharap pada perayaan imlek tahun ini dapat tetap bisa mensyukuri apa yang diberikan Tuhan meskipun berbagai musibah menimpa negeri ini. Menurut Hong, momen tahun baru merupakan refleksi terhadap kehidupan di mana manusia harus bersyukur dengan apa yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa. "Kami juga akan mendoakan kesehatan dan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia," katanya.
Perayaan tahun baru Imlek di wihara tersebut akan dimulai hari ini pukul 18.00. Adapun acara kebaktian akan diadakan pada pukul 21.00. Untuk besok, kebaktian akan dilakukan pada pukul 07.00 pagi, sedangkan untuk sembahyang kepada dewa dan dewi dilakukan hingga sore hari.
Di wihara tersebut terdapat lima patung dewa, yaitu Giok Hong Siang Te, yang merupakan Tuhan Yang Maha Esa. Umat biasanya datang pertama kali membakar hio di altar patung dewa tersebut, kemudian beranjak ke Kong Co Hok Tek Tjeng Sin, dewa tuan rumah di wihara tersebut. Setelah itu, sembahyang dilanjutkan ke altar Dewi Kwan Im atau yang akrab dikenal dengan dewi welas asih. Doa dilanjutkan ke altar Dewa Kwang Tong atau Dewa Perang dan terakhir ke Dewa Tay Pek Sen Kun atau Dewa Bumi.
Acara di wihara tersebut akan berlangsung sampai 15 hari ke depan atau sampai perayaan Cap Go Meh. Sebanyak 500 umat akan memadati kawasan Wihara Amurva Bumi ketika perayaan hari raya Imlek itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.