Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Warga Kampung Pulo Harus Mengalah kepada Kami

Kompas.com - 05/02/2014, 17:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta warga Kampung Pulo di bantaran Sungai Ciliwung untuk memberikan lahan tempat tinggal mereka. Basuki minta rumah-rumah warga dimundurkan 20 meter dari bibir sungai saat ini. Hal itu dilakukan sebagai langkah apabila para warga menolak direlokasi ke rumah susun.

"Warga Kampung Pulo harus mengalah untuk memberikan 20 meter lahan kepada kami (Pemprov DKI) agar tidak banjir lagi," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (5/2/2014).

Lahan selebar 20 meter itu akan dibuat sheet pile (dinding turap) penahan luapan air Sungai Ciliwung. Dengan demikian, ketika debit air meluap, banjir tidak merendam kawasan tersebut. Hal itu merupakan langkah jangka pendek sebelum Pemprov DKI dan Kementerian Pekerjaan Umum melakukan sodetan Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT). Selain itu, Pemprov DKI juga akan meletakkan pompa air dan membersihkan sampah pada saluran-saluran air kecil, seperti got.

Basuki menyebutkan, pemasangan sheet pile di Sungai Ciliwung dikerjakan oleh Kementerian PU. Adapun Pemprov DKI Jakarta bertugas membebaskan lahan.

Jika warga Kampung Pulo bersedia melakukan hal itu, maka kawasan itu diharapkan dapat menjadi daerah percontohan yang menggeser lahannya dari Sungai Ciliwung. Ia berani menjamin, melalui program itu, daerah tersebut tidak akan terendam banjir lagi. Jika rencana itu terealisasi dalam waktu dekat, maka hasilnya akan terlihat pada akhir tahun ini atau awal tahun 2015.

Menurut Basuki, jika program itu berhasil, maka warga di sekitar bantaran Sungai Ciliwung, seperti Bukit Duri dan Bidara China, juga akan mengikuti langkah tersebut. "Jadi, tolong dong mengalah buat kita. Kalau masih enggak mau juga, ya saya bilang, sampai kiamat juga Kampung Pulo bakal banjir," kata Basuki.

Untuk merealisasikan rencana itu, Basuki telah menginstruksikan kepada Wali Kota Jakarta Timur HR Krisdianto untuk mendata warga Kampung Pulo. Ia tidak akan memberi tenggat waktu kepada warga untuk memberikan lahan mereka. Jika memberikan tenggat waktu, Basuki khawatir akan dituding sebagai pelanggar hak asasi manusia (HAM).

"Orang dari Informasi Geoparsial lebih gila lagi kasih saran ke saya, dia bilang Jakarta ditenggelamkan saja dan dibangun yang baru. Lah, saya bilang saja, minta orang kasih lahan 20 meter di atas tanah negara saja mereka (warga) enggak mau dan menuntut ganti kerahiman," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com