Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Tim Gubernur, Tiga Mantan Kadis DKI Bingung

Kompas.com - 13/02/2014, 09:35 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tiga mantan kepala dinas yang telah dirotasi mengaku baru mengetahui diangkat menjadi anggota tim gubernur untuk percepatan pembangunan (TGuP2) saat dilantik Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Mereka yang juga kerap mendapat ancaman dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama itu adalah Taufik Yudi Mulyanto, mantan Kepala Dinas Pendidikan; Udar Pristono, mantan Kepala Dinas Perhubungan; dan Unu Nurdin yang sebelumnya menjadi Kepala Dinas Kebersihan DKI.

"Enggak tahu, saya ikut aturan BKD (Badan Kepegawaian Daerah) saja," kata Taufik kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (12/2/2014).

Selain mengaku belum mengerti tugasnya di TGuP2, Taufik juga kebingungan lokasi kantornya sekarang. Sebab, ia baru mengetahui menjadi anggota tim saat pelantikan.

Pada Selasa (11/2/2014) malam sebelumnya, Kepala BKD DKI I Made Karmayoga hanya menyampaikan kalau Taufik merupakan salah satu pejabat eselon II yang dirotasi dan dilantik.

Kebingungan yang sama juga disampaikan Unu Nurdin. "Struktur organisasinya dan uraian tugas saja saya belum tahu. Saya, tuh, biasa melihat dari situ, jadi saya belum bisa membuat rencana jelas apa-apa. Ruangannya saja juga belum tahu di mana," kata Unu.

Meski begitu, sebagai seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang juga abdi negara, Unu mengaku selalu siap untuk ditempatkan di mana saja.

Sementara itu, mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan akan mendalami terlebih dahulu tugas pokok dan fungsi (tupoksi) para anggota TGuP2. Ia hanya mengetahui, TGuP2 memiliki tupoksi yang sama seperti Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).

TGuP2 merupakan UKP4 versi Pemprov DKI Jakarta sehingga tugasnya akan memonitor pembangunan serta memberikan nasihat dan menyampaikan masukan gubernur kepada kepala dinas. Selain Taufik, Unu, dan Pristono, ada empat pejabat lainnya yang tergabung menjadi anggota TGuP2.

Empat pejabat lainnya adalah Kian Kelana, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Sosial; Sugiyanta, mantan Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan; Ipih Ruyani, mantan Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian; serta Zaenal Musappa, mantan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. Hal itu berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 201 tahun 2014, yang ditetapkan pada 11 Februari 2014 tentang Pengangkatan TGuP2.

Kepala BKD DKI Jakarta I Made Karmayoga mengatakan, ketujuh anggota TGuP2 ini memiliki keistimewaan untuk langsung berhubungan langsung dengan Gubernur atau Wakil Gubernur. Sebab, kepala dinas, asisten, dan pejabat eselon II setingkatnya harus melalui Sekda terlebih dahulu, sebelum ke gubernur. Tim ini merupakan posisi strategis, meski non-struktural.

"Menjadi anggota tim ini bukan akhir dari segalanya. Mereka masih punya peluang untuk dipromosikan, tapi tidak mungkin kembali ke posisi semula, karena tidak etis," kata Made.

Saat pelantikan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, ketujuh pejabat eselon II tersebut secara resmi telah diberhentikan dari jabatannya sebagai kepala dinas dan kepala badan. Mereka juga resmi dilantik sebagai anggota TGuP2 yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 83 tahun 2013 tentang Pengangkatan TGuP2.

"Mereka sudah resmi dihentikan dari jabatannya dan digantikan dengan orang-orang yang kami nilai berkompeten menjalankan tugas yang telah ditinggalkan mereka. Sekarang ketujuh pejabat ini bergabung dalam TGuP2," kata Jokowi.

Dalam Pergub Nomor 83 Tahun 2013, TGuP2 mempunyai tugas membantu gubernur dan wakil gubernur dalam menyusun tata cara, mekanisme monitoring, dan evaluasi pelaksanaan pembangunan program unggulan gubernur. Lalu menyusun kriteria, tata cara, dan mekanisme penilaian kinerja SKPD/UKPD pelaksana program unggulan gubernur. Selain itu, memberi masukan, saran, dan pertimbangan kepada gubernur dan wakil gubernur (wagub) untuk keberhasilan pelaksanakan program unggulan, menerima dan menindaklanjuti masukan dan saran masyarakat kepada gubernur terkait kegiatan dengan pelaksanaan pembangunan oleh SKPD/UKPD, serta memberikan penilaian kinerja enam bulanan dan tahunan SKPD/UKPD dan melaporkan hasilnya kepada gubernur dan wagub.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com