Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secara Pribadi, Lulung Dukung Jokowi Jadi Presiden

Kompas.com - 17/02/2014, 12:14 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengumumkan mengusung tujuh tokoh sebagai bakal calon presiden yang berpeluang dicalonkan partai berlambang Kabah ini dalam perhelatan Pemilu Presiden 2014. Salah satu di antara tujuh nama tersebut terselip nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Bagaimana reaksi Abraham Lunggana atau akrab disapa Lulung yang juga merupakan Wakil Ketua DPRD DKI dan Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PPP DKI. Sebab, selain mengusung Jokowi, ada nama Ketua Umum PPP Suryadharma Ali yang juga menjadi calon kuat presiden 2014.

"Pribadi apa gimana nih ye? Entar gue dimarahin Suryadharma Ali nih. Gue baru ngomong secara pribadi ya cocok," kata Lulung dengan logat khas Betawi-nya, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (17/2/2014).

Namun, sebagai kader PPP yang baik, lanjut dia, para anggota telah bersepakat memprioritaskan pengusungan pimpinan pusat, yaitu Suryadharma Ali.

Enam nama tokoh lain yang diusung, kata Lulung, merupakan enam tokoh putra-putri Indonesia terbaik. Menurut Lulung, nama-nama itu sengaja dipublikasikan pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II PPP yang diselenggarakan pada 7-8 Februari 2014 sebelum pemilihan presiden.

Hal tersebut dalam rangka strategi pemenangan calon legislatif PPP di pemilihan legislatif (pileg) yang berlangsung pada 9 April 2014 mendatang. Lulung yang kerap "beradu mulut" dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama itu mengaku tak mau terburu-buru membicarakan calon presiden. Sebab, PPP baru dapat mencalonkan kandidat calon presiden apabila mampu meraih suara 20 persen di kursi legislatif.

Pada Mukernas PPP tahun 2012 lalu di Kediri, PPP bertekad menciptakan sebanyak 12 juta kader potensial. Maka, partai akan memprioritaskan kadernya sendiri untuk maju sebagai calon presiden 2014.

"Sekali lagi, memang ada agenda usulan capres di sana, salah satunya Pak Jokowi. Pak jokowi ini salah satu orang yang hasil dan polling beliau mendapat ranking yang baik," kata Lulung.

Seperti diberitakan, Mukernas II PPP yang diselenggarakan pada 7-8 Februari 2014 memutuskan batal melakukan deklarasi bakal capres PPP yang semula direncanakan digelar pada Minggu siang.

Mukernas hanya sepakat mengajukan tujuh nama bakal capres dari kalangan internal dan eksternal. Ketujuh calon itu adalah Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Bupati Kutai Timur Isran Noor, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshiddiqie, dan politisi Partai Kebangkitan Bangsa Khofifah Indar Parawansa.

Keputusan menetapkan capres tunggal yang diusung PPP baru akan dilakukan dalam forum rapat pimpinan nasional (rapimnas), setelah hasil pemilu legislatif didapatkan. Selain itu, dalam rentang waktu selama pileg ini, PPP juga akan meminta konfirmasi kesediaan dari ketujuh nama yang digadang menjadi bakal capres PPP tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com