Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inspektorat DKI Belum Periksa Pengimpor Bus Rusak

Kompas.com - 17/02/2014, 18:48 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Franky Mangatas mengatakan, pihaknya belum memanggil manajemen PT San Abadi selaku pengimpor bus Ankai untuk bus baru transjakarta dan bus kota terintegrasi busway (BKTB). Menurut Franky, belum ada data yang mengharuskan Inspektorat memanggil pimpinan perusahaan tersebut. Dari 90 bus baru yang didatangkan dari China itu, ada 15 bus yang komponennya mengalami kerusakan.

"Nanti kan bersambut, kita tanya, kalau berdampak kita panggil. Kalau dipanggil belum ada datanya, mau ditanyai apa?" kata Franky di Balaikota Jakarta, Senin (17/2/2014).

Sejauh ini, Inspektorat DKI telah memeriksa pegawai dari Dinas Perhubungan, panitia lelang, panitia pengadaan barang, dan pengawas pengadaan bus tersebut. Selain melakukan pemeriksaan, Inspektorat juga memeriksa dokumen terkait. "Kan yang paling penting itu dokumen, kontraknya kita pelajari. Kira urut dari proses perencanaanya, mumpung belum dibayar semua jadi kita harus urut," kata Franky.

Ia optimistis dapat menyelesaikan proses penyelidikan dalam dua minggu ke depan. Namun, ia enggan berspekulasi mengenai adanya pelanggaran pidana dalam kasus tersebut. "Itu bukan wewenang saya untuk menyampaikan materinya karena saya bukan aparat hukum," ujarnya.

Kemunculan PT San Abadi sebagai agen penyedia bus-bus baru tersebut sempat dipertanyakan. Mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono mengakui bahwa PT San Abadi bukan pemenang tender pengadaan bus baru itu. Perusahaan itu merupakan vendor dari PT Saptaguna, perusahaan pemenang tender pengadaan bus.

Satu bus gandeng transjakarta dibeli dengan harga Rp 3,7 miliar per unit. Adapun bus ukuran sedang untuk BKTB dibeli seharga Rp 650 juta per unit. Sebagai perbandingan, bus kopaja AC rute Ragunan-Monas yang diluncurkan pada awal Juni 2013 adalah Toyota Dyna yang dirakit oleh perusahaan karoseri Delima Mandiri. "Kita mandiri tanpa subsidi, tanpa hibah dari pemprov. Satu busnya seharga Rp 460 juta. Untuk pendanaan pinjaman dari BNI," kata Ketua Umum Kopaja Nanang Basuki, ketika itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com