Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD: "Ngapain" Jokowi Pakai "Groundbreaking" Monorel?

Kompas.com - 19/02/2014, 18:48 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Selamat Nurdin, menilai Gubernur Jakarta Joko Widodo teledor dalam proyek monorel. Selamat mempertanyakan, bagaimana bisa proyek yang tidak jelas latar belakangnya main dimulai begitu saja.

"Ngapain juga Jokowi pakai groundbreaking segala. Harusnya, seremonial itu kalau sudah tuntas semua. Finansialnya sudah tuntas, administrasinya tuntas, jadi sudah tinggal jalan," ujarnya ketika dihubungi wartawan, Rabu (19/2/2014) siang.

Sejak Jokowi melontarkan ide untuk melanjutkan proyek monorel yang mangkrak selama 7 tahun, Selamat mengaku tidak ada komunikasi antara lembaga eksekutif dan legislatif. Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengira bahwa pembahasan proyek tersebut hanya ada di eksekutif. Selamat tidak mempersoalkan hal itu sebab pembangunan monorel tidak menggunakan APBD DKI, tetapi melalui mekanisme investasi swasta. Namun, Selamat menegaskan bahwa DPRD tetap berhak membahas proyek itu sebab keberadaan monorel berkaitan dengan hidup warga Jakarta.

"Persoalan monorel ini pasti bicara tarif. Dari hitung-hitungan kita, sih, bisnis ini enggak untung. Makanya, kita mau lihat paparan jelas dulu kondisi finansial mereka seperti apa," ujar Selamat.

Selain itu, DPRD DKI juga ingin mempertegas bahwa monorel bakal terintegrasi dengan transportasi massal lain, seperti bus transjakarta, bus kota terintegrasi busway (BKTB), dan kereta listrik (KRL) komuter. Hal itu penting untuk memastikan bahwa keberadaan monorel membantu mengatasi kemacetan di Ibu Kota.

Sayangnya, kata Selamat, hingga saat ini DPRD DKI tak pernah berhasil bertemu dengan PT Jakarta Monorel (JM) sebagai pelaksana proyek. Selamat menunggu Jokowi serta Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) memastikan kelanjutan proyek tersebut.

Persoalan monorel dipicu dugaan bahwa proyek yang diresmikan kembali pembangunannya pada 16 Oktober 2013 itu mangkrak kembali. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menduga PT JM tengah mengalami masalah keuangan. Namun, hal itu dibantah Direktur Utama PT JM John Aryananda. John mengatakan, proyek itu tak terhambat dan tidak ada persoalan finansial. Yang saat ini terjadi hanya persoalan Perjanjian Kerja Sama atau PKS antara PT JM dan Pemprov DKI Jakarta belum rampung. Ia berharap PKS segera rampung. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com