JAKARTA, KOMPAS.com — PT Adhi Karya merasa prihatin atas tudingan yang dilontarkan Komisaris Utama PT Jakarta Monorel (PT JM) Edward Soerjadjaja, yang menyebut Adhi Karya menggelembungkan harga konstruksi fisik monorel. Adhi Karya menilai tudingan itu sangat keji.
"Tuduhan ini sudah sangat memprihatinkan kami. Bagi kami, ini tuduhan yang sangat keji buat Adhi Karya," kata Direktur Utama PT Adhi Karya Kiswodarmawan di Kantor Adhi Karya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (21/2/2014).
Kiswodarmawan merasa perlu menjawab tudingan yang disampaikan Edward melalui media tersebut. Apalagi, kata dia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut tengah giat melakukan pembersihan dan meratifikasi komitmen mereka bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut Kiswodarmawan, makna kata penggelembungan yang disampaikan kepada Adhi Karya bisa diartikan pihaknya melakukan korupsi.
"Kata-kata ini sama kayak Adhi Karya melakukan korupsi, kalau diterjemahkan. Jadi kami melakukan respons gitu lho, agar barang kali mereka belum sadar, ya kita beli alat penyadar," ujar Kiswodarmawan.
Ia membantah pernyataan Edward, yang menyangsikan biaya pembuatan stasiun monorel. Menurut Kiswodarmawan, pengerjaan fondasi stasiun meliputi struktur fondasi sampai dengan tiang. Hal itu meliputi pemasangan 54 tiang fondasi, 30 pile cap, dan 24 kolom.
Kiswodarmawan menyebutkan, ada 8 lokasi yang menjadi tugas Adhi Karya untuk membangun stasiun monorel. Delapan lokasi itu meliputi Gran Melia, Taman Rasuna, Kuningan Sentral, Setia Budi Utara untuk rute monorel di daerah Kuningan sepanjang 3 kilometer. Adapun pada rute Senayan sepanjang 2,8 kilometer, pembangunannya dilakukan di Plaza Senayan, Stadion Madya, Palmerah, dan Pejompongan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.