Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alih Sewa Rusun Marunda Libatkan Oknum Dinas Perumahan

Kompas.com - 27/02/2014, 19:53 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Praktik alih sewa rumah susun sewa yang terjadi di Rumah Susun Sederhana Sewa Marunda diakui secara terang-terangan oleh SL (62), salah satu calo yang masih aktif menawarkan rusun tersebut. Ia mengatakan, alih sewa rusun itu melibatkan oknum dari Dinas Perumahan dan Bangunan DKI Jakarta untuk memuluskan jalan bagi calon penghuni yang ingin menyewa atau membeli unit rusun.

"Mau beli atau menyewa, kalau mau beli saya bisa urus ke dinas di Jatibaru, nanti ketemu Pak IR. Tenang, sama dia tidak usah takut," ujar SL di Rusun Marunda Jakarta Utara, Kamis (27/2/2014) siang.

Ia mengatakan, para calon penghuni bisa memilih untuk menyewa dengan cara mengontrak atau membeli unit rusun tersebut untuk mendapatkan hak milik unit rusun. "Kalau sewa ada dua kategori, yang keramik itu Rp 1,5 juta per bulan, sedangkan kalau yang tidak keramik Rp 750.000," ujarnya.

Menurut SL, agar dapat memiliki unit rusun, calon penghuni cukup membayar Rp 20 juta untuk unit rusun yang sudah berkeramik. Adapun untuk unit belum berkeramik, calon penghuni harus membayar sebesar Rp 15 juta.

"Tinggal persyaratan KTP, KK, dan materai Rp 6.000 nanti urus ke Pak IR itu," kata SL.

SL mengaku selama ini ia sering menyewakan rusun kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Menurut SL, mahasiswa tingkat taruna biasanya menyewa satu unit rusun untuk dihuni hingga 10 orang. Adapun mahasiswa tingkat perwira biasanya membawa keluarganya.

SL tidak memungkiri bahwa praktik alih sewa yang ia lakukan tersebut melanggar peraturan yang ada. "Sudah menjadi rahasia umum itu, mah," ucapnya.

Sementara itu, HK (40), salah satu mahasiswa STIP dengan pangkat perwira, belum lama menempati sebuah unit rusun di sana bersama istri dan dua anaknya. Ia mendapatkan rusun itu dari saudaranya yang sudah terlebih dahulu menyewa unit rusun tersebut.

"Saya juga bingung, baru tinggal 3 hari tiba-tiba sudah ada penyegelan di mana-mana," ujarnya.

HK mengaku meneruskan masa sewa rusun saudaranya dengan biaya sebesar Rp 300.000 per bulan. Meskipun sudah diberi segel berwarna putih, yang berarti dalam pengawasan, unit rusun tersebut tetap ia tempati bersama keluarganya.

Wali Kota Jakarta Utara Heru Budi Hartono menegaskan bakal menindak oknum yang bermain dalam sewa jual beli unit Rusunawa Marunda. "Saya sudah berkoordinasi dengan Polres dan trantib untuk mengeluarkan warga yang tidak berhak tinggal di situ. Saya imbau agar tidak main-main di Rusun Marunda," ujarnya.

Tak hanya itu, ia pun mendukung pihak berwajib untuk menindak siapa pun yang berkongkalikong dalam alih sewa di Rusunawa Marunda.

Pulang kampung

MH, seorang warga yang tinggal di klaster tersebut, mengatakan, semenjak adanya penyegelan, tidak ada mahasiswa STIP yang berani menyewa unit di Klaster A. Menurutnya, mahasiswa  tersebut banyak yang pergi ke rumah saudaranya, bahkan ada yang pulang ke kampung halamannya.

MH mengaku kehadiran para mahasiswa-mahasiswa itu sering menimbulkan kegaduhan yang mengganggu penghuni rusun. "Waktu masih disini mereka berisik tiap malam nyanyi tidak jelas pakai gitar," ujarnya.

Ia merasa bersyukur dengan adanya penyegelan tersebut sehingga tidak ada lagi praktik alih sewa rusun lagi. Kendati begitu, ia mengakui di blok lain masih terjadi praktik alih sewa, bahkan jual beli pun ada. "Masih banyak mahasiswa STIP yang tinggal di Blok Hiu, Pari, Bandeng, dan lainnya," ujarnya.

Pantauan Kompas.com di Klaster A Blok 1 lantai 4, terlihat 5 unit rusun yang sudah disegel dan tidak ada penghuninya. Pada 2 unit rusun, tertulis dalam pengawasan dan sudah digembok. Tiga 3 unit lainnya, ada tanda dengan kertas putih bertuliskan dalam pengawasan sejak 25 Januari 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Megapolitan
Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Tersangkut Kasus Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap Dalam Kondisi Sadar

Tersangkut Kasus Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap Dalam Kondisi Sadar

Megapolitan
Mayat yang Ditemukan Dalam Sarung di Pamulang Berjenis Kelamin Pria dan Berusia Sekitar 40 Tahun

Mayat yang Ditemukan Dalam Sarung di Pamulang Berjenis Kelamin Pria dan Berusia Sekitar 40 Tahun

Megapolitan
Polisi Otopsi Mayat Pria Terbungkus Kain yang Ditemukan di Tangsel

Polisi Otopsi Mayat Pria Terbungkus Kain yang Ditemukan di Tangsel

Megapolitan
Polisi Temukan Luka di Leher dan Tangan pada Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang

Polisi Temukan Luka di Leher dan Tangan pada Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Angkot di Ciracas Tabrak Motor dan Mobil akibat 'Ngebut'

Angkot di Ciracas Tabrak Motor dan Mobil akibat "Ngebut"

Megapolitan
 Mayat Terbungkus Kain Ditemukan di Pamulang, Tangsel

Mayat Terbungkus Kain Ditemukan di Pamulang, Tangsel

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Megapolitan
Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Megapolitan
Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Megapolitan
Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com