Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Keterlaluan! Kalau Enggak Mau, Kasih Busnya ke Ridwan Kamil

Kompas.com - 11/03/2014, 20:25 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Saat rapat penyerahan bantuan transjakarta oleh pihak swasta, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama marah mengetahui bahwa BPKD mempersulit pihak swasta dalam memberikan bantuan kepada Pemprov DKI.

Basuki baru mengetahui bahwa tiga perusahaan, yakni Telkomsel, Ti-phone, dan Roda Mas, telah menyumbang bus sejak Agustus 2013. Namun, bus-bus tersebut baru diterima Pemprov DKI pada Maret 2014 ini, atau tertunda delapan bulan.

"BPKD ini keterlaluan. Jangan lagi swasta dipersulit dan dibolak-balik urus berkasnya. Kalau Anda enggak mau, kasih saja semua busnya ke Ridwan Kamil (Wali Kota Bandung)," kata Basuki dengan nada tinggi, di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (11/3/2014).

Menurut dia, Pemprov DKI sudah jauh ketinggalan dengan Pemkot Bandung. Kota Kembang sudah memiliki banyak moda transportasi massal, sedangkan Pemprov DKI masih terus hanya berwacana.

Yang membuat Basuki semakin kesal, dia mengetahui perusahaan penyumbang bus yang akan dijadikan transjakarta itu dikenai pajak reklame karena ada iklan di badan bus. "Sudah dipersulit administrasi, dikenakan pajak juga," kata dia.

Kekesalan Basuki merembet ke Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang memilih bus-bus dari China daripada menerima bus berbahan bakar solar sumbangan dari tiga perusahaan itu. Ia mengatakan, di Pemprov DKI masih banyak pejabat yang bertindak seenaknya.

"Jangankan surat bapak (swasta), surat saya saja suka dimain-mainin sama BPKD," ujarnya kesal.

Seharusnya, kata dia, jika ada perusahaan ingin menyumbang bus, langsung diterima dan tidak dipersulit. Sebab, Pemprov DKI Jakarta sedang membutuhkan bus yang banyak untuk menambah moda transportasi Ibu Kota.

Sebenarnya, Basuki sudah menginstruksikan hal ini sejak lama kepada para satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Namun, tak ada yang menanggapinya. Begitu ada perusahaan yang menyumbang, seharusnya hal itu langsung diterima tanpa administrasi yang rumit.

"Seharusnya DKI tidak menolak sumbangan bus ini karena kita kekurangan bus. Kita malah mengoperasikan bus jelek dari China," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Megapolitan
Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Megapolitan
Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Megapolitan
Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com