Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Berbagi Trik Selesaikan Persoalan Ibu Kota

Kompas.com - 12/03/2014, 22:36 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di Indonesia yang rumit, tak harus selalu dengan solusi yang rumit. Ia mencontohkan, apa yang dilakukannya saat menyelesaikan persoalan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Pasar Tanah Abang.

"Menyelesaikan Tanah Abang, itu juga yang dilakukan tidak rumit, hanya dengan pendekatan dan dialog saja," kata Jokowi, dalam diskusi 'Menyongsong Satu Abad Nahdlatul Ulama', di Jakarta, Rabu (12/3/2014) malam.

Menurut Jokowi, ia telah mencari tahu terlebih dahulu kondisi di kawasan Tanah Abang untuk menemukan formula dialog yang tepat.

"Saat kita petakan, jelas yang di utara premannya siapa, selatan siapa. Saya mengerti, kita hadapi semua. Perkiraan 7 bulan rampung, tapi 1,5 bulan nyatanya Alhamdulilah sudah rampung. Itu karena petanya benar terbuka. Terakhir kita ajak ngomong semuanya jadi terbuka, semuanya punya semangat yang sama sama untuk menaati aturan," ujar Jokowi.

Jokowi mengisahkan, awalnya dia sempat dilarang oleh petugas kepolisan untuk langsung terjun ke lapangan. Menurut polisi, kawasan Tanah Abang berbahaya dan rawan akan kejahatan.

"Padahal kaca mata saya tidak ada masalah tapi mungkin yang di sana tidak menyampaikan. Begitu saya masuk ke sana, betul, ternyata malah menyalami semuanya. Senyum semuanya. Preman yang tatoan juga menyalami saya juga. Itu ternyata hanya ketakutan yang kita ciptakan sendiri," katanya.

Setelah dialog, Jokowi mengajak mereka makan bersama. Ajakan makan bersama ini, menurutnya, akan memuluskan penyelesaian permasalahan. 

"Saya undang makan, rampung permasalahan. Diajak makan saja rampung, tidak rumit kan, habisnya berapa sih paling 12 orang. Sudah kenyang semua ya gimana enggak senang. Preman diajak makan Gubernur masa enggak senang," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com