Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Ditambah, Gaji Penyapu Jalan "Disunat" Setengah

Kompas.com - 17/03/2014, 14:43 WIB
Nadia Zahra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Petugas penyapu jalan di Jakarta Barat gelisah. Pekerjaan mereka ditambah, tetapi honor mereka malah "disunat" setengah. Dari Rp 2,2 juta, kini yang diterima hanya Rp 1,1 juta.

Keluhan itu disampaikan Suryati (51), penyapu jalan di depan kantor Wali Kota Jakarta Barat. Perempuan yang sudah bekerja selama tiga tahun sebagai penyapu jalan itu mengaku menerima honor Rp 2,2 juta pada 2013. Namun, belakangan ini, honor yang diterima membuatnya pusing.

"Saya capek, sudah tua juga, tapi disuruh nyapu jauh banget, ada dua kali lipat dari yang dulu. Gajinya juga, aduh enggak nutupin ongkos. Makan aja dikasih sama orang yang lewat pake mobil," ucap Suryati.

Suryati mengaku bertugas menyapu jalan sepanjang 1,5 kilometer, mulai dari perempatan depan kantor Wali Kota Jakarta Barat hingga depan Rumah Sakit Puri Indah. Tiga orang temannya, yang juga menjadi petugas kebersihan, menceritakan hal yang sama.

Selain masalah honor, kepada Kompas.com, mereka menceritakan bahwa peralatan untuk membersihkan jalan tidak disediakan oleh Dinas Kebersihan DKI sejak Maret 2014. Mereka pun mengeluarkan modal sendiri untuk membeli sapu jalan.

"Sapu sering habis sebulan dua kali, serokan udah rusak enggak dibeliin Pemda. Malah pake honor kita belinya. Lama-lama, saya sama temen-temen mau makan apa?" ungkapnya.

Suryati menyapu jalan mulai dari pukul 10.00 pagi hingga 14.00, bersama ketiga temannya. Ia berharap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memperhatikan nasib mereka dengan menaikkan honor dan waktu tugas yang manusiawi.

"Pengennya sih Pak Jokowi lihat nasib kita, naikin gaji sama jam kerja jangan enggak manusiawi begini, dapet jam sore saya pulang ampe malem banget jam 8 ke Ciledug," keluh Suryati.

Kompas.com mencoba menghubungi Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Saptastri Edyningtyas. Namun, yang bersangkutan tidak merespons.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com