Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji Tak Kunjung Datang, Petugas Kebersihan Ini Berutang

Kompas.com - 14/03/2014, 20:00 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pegawai honorer Dinas Kebersihan DKI Jakarta yang belum mendapat honor selama tiga bulan mengaku mengalami kesulitan untuk membiayai hidup.

Salah satunya adalah Deni (26), yang tinggal sendiri di Asrama Dinas Kebersihan di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara. Deni mengaku tidak bisa mengirim uang bulanan ke orangtuanya gara-gara belum mendapat honor selama tiga bulan. Padahal dia biasa mengirim Rp 500.000 per bulan.

"Untungnya kakak saya punya rejeki berlebih. Amit-amit juga kan kalau sampai pinjam ke rentenir untuk modal hidup saja," ucap Deni kepada Kompas.com, Jumat (14/3/2014).

Menurut Deni, seharusnya dia mendapat honor Rp 70.000 per hari. Jika bekerja satu bulan penuh, dia akan menerima Rp 2,1 juta per hari. Deni mengakui upah itu pas-pasan untuk bekal hidup di Jakarta. Padahal dia ingin menyisihkan uang untuk ditabung.

Mukhidin (23) petugas kebersihan lainnya juga melakukan hak yang sama. Untuk bertahan hidup di Jakarta, pria yang memiliki satu anak ini mesti meminjam uang hingga Rp 1 juta ke kerabatnya.

"Yah mau bagaimana lagi, saya nggak punya duit buat beli makanan anak dan istri. Makanya saya ngutang," jelas Mukhidin.

Menurut Mukhidin, utang sebanyak Rp 1 juta itu ia gunakan untuk membayar kontrakan Rp 300.000 dan cicilan motor Rp 600.000. Sedangkan sisanya, yakni Rp 100.000 membeli beras untuk dimakan selama sebulan.

Mukhidin mengaku, baru sebulan bekerja sebagai petugas kebersihan, dan belum juga mendapatkan upah. "Baru satu bulan kerja malah belum dapat gaji. Enggak apa-apa deh, yang penting dapat kerjaan," jelas Mukhidin.

Sementara itu, Hafit (23) petugas kebersihan lainnya, mencari cara lain agar tidak berutang terlalu banyak. Dia menjual barang bekas yang ditemukannya di Kali Betik. "Lumayan seminggu bisa dapat Rp 70.000. Yah, buat tambahan uang rokok dan makan saja," ujarnya.

Seperti diberitakan, beberapa petugas honorer Dinas Kebersihan DKI Jakarta mengaku belum menerima upah kerja selama tiga bulan terakhir. Pada dua bulan awal, kata mereka, upah itu lancar diterima.

Namun sejak Januari 2014 lalu, upahnya tersendat. Ketika menanyakan hal itu kepada pengawasnya di Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara, dia mendapat jawaban upahnya baru dibayarkan setelah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disahkan DPRD DKI Jakarta.

Namun hingga kini upah itu belum juga sampai kepadanya. Padahal dia sudah memenuhi permintaan agar membuka rekening di Bank DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com