JAKARTA, KOMPAS.com
- Sambil terisak, dua perempuan keluar dari ruang jenazah RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (25/3). Keduanya menangis karena adik mereka, Misfan Ibrahim (25), beserta dua saudara lain, yaitu Badri bin Zumroni (27) dan Jhoni Iskandar (25), tewas tekena tembakan aparat Polisi Sektor Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Polisi menembak mereka karena tiga bersaudara itu diduga pelaku pencurian motor. ”Saya kehilangan tiga anggota keluarga sekaligus,” kata salah seorang perempuan itu.

Tangis perempuan itu membuat seorang anak perempuan berusia lima tahun yang ada di dekatnya ikut menangis.

Kakak ipar Misfan, Agus, tidak pernah menyangka adiknya meregang nyawa di tangan polisi. ”Saya bingung, tidak tahu apa-apa. Tidak menyangka akan seperti ini,” kata Agus sambil menundukkan kepala di depan ruang jenazah.

Pada Selasa pukul 02.50, Misfan, Badri, dan Jhoni berboncengan naik motor Honda Beat bernomor polisi B 3758 BID di Jalan Letjen Suprapto, Jakarta Pusat. Saat itu, jalanan masih lengang.

Saat melintas, mereka melihat puluhan anggota polisi berdiri di sisi jalan. Aparat yang dipimpin Kepala Kepolisian Sektor Cempaka Putih Komisaris Polisi Taufik itu sedang menggelar operasi Cipta Kondisi. Mereka merazia warga untuk menangkap peredaran narkoba sekaligus mencari kemungkinan adanya senjata api, bahan peledak, dan senjata tajam.

Saat melihat razia, Misfan dan dua saudaranya yang berboncengan di satu motor langsung berbalik arah. Mereka masuk jalur cepat menghindari razia.

Melihat gerakan mencurigakan, puluhan polisi pun dengan sigap menghadang mereka. Namun, aksi polisi membuat tiga bersaudara ketakutan. Ketiganya lompat dari motor lalu kabur ke tanah lapang dekat lokasi razia.

Puluhan polisi langsung mengejar mereka. Samar-samar dalam kegelapan—menurut versi polisi—terdengar suara tembakan yang diduga berasal dari salah satu dari tiga saudara tadi.

Masih menurut versi polisi, suara tembakan itu memancing aparat mengarahkan tembakan untuk membekukan tiga bersaudara yang tertatih-tatih berlari menyelamatkan diri itu.

Saat tak ada lagi suara tembakan, polisi segera menyisir lokasi untuk memeriksa kondisi tiga bersaudara itu. Misfan, Badri, dan Jhoni ditemukan tewas dengan luka tembak tepat di dada dan kepala. Di wajah mereka terdapat lebam-lebam berwarna biru keunguan.

Kepala Sub-unit II Reserse Kriminal Polsek Cempaka Putih M Rasyid menuturkan, ketiga korban tewas diduga adalah pelaku pencurian motor. ”Tuduhan itu karena di dalam tas mereka ditemukan barang bukti berupa satu set kunci T, satu set kunci magnet, dan sebotol semprotan bahan kimia,” kata Rasyid di kantor Polsek Cempaka Putih, Selasa.

Selain itu, polisi mengamankan barang bukti lain yang ditemukan di sekitar lokasi, yaitu dua pucuk senjata api revolver rakitan, sembilan peluru (dua di antaranya belum ditembakkan), dan satu sepeda motor Honda Beat.

Meski diduga sebagai pelaku pencurian motor, polisi belum menemukan catatan kriminal ketiga korban. ”Kami masih menyelidiki. Di sini belum ada catatan kriminal, mungkin di daerah lain ada,” kata Rasyid.

Jangan mematikan

Misfan, Badri, dan Jhoni masih berasal dari satu tali keluarga. Enam bulan lalu, Misfan datang ke Jakarta untuk mengadu nasib. Dia bekerja di sebuah perusahaan air mineral. Tugasnya mengantar galon air.