Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemensos Larang Tujuh Anak Panti Samuel Dipindahkan

Kompas.com - 04/04/2014, 08:26 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Permintaan LBH Mawar Saron agar tujuh anak panti Samuel yang kini tinggal di Panti Griya Asih dipindahkan ke Rumah Aman Kementerian Sosial dan Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bambu Apus ditolak Kementerian Sosial.

"Kami menyesalkan mengenai penolakan tersebut. Tujuh orang anak lainnya yang masih berada di Panti Griya Asih tidak diperbolehkan pindah ke tempat yang lebih netral," kata kuasa hukum LBH Mawar Saron, Jecky Tengens, kepada Kompas.com, Kamis (3/4/2014).

Panti Griya Asih, kata dia, merupakan tempat yang ditunjuk sendiri oleh Yuni Winata (47), istri dari tersangka Samuel Watulingas (50). Sementara, Panti Asuhan Samuel masih disegel.

Menurut Jecky, Yuni kerap menjenguk tujuh anak tersebut di Panti Griya Asih. Padahal, nantinya, anak-anak itu akan bersaksi untuk kasus ini.

"Hal ini ditakutkan akan memengaruhi proses perkembangan perkara karena diragukan kenetralannya," ucapnya.

Pihak LBH Mawar Saron juga menyesalkan, setelah sebulan penetapan Samuel sebagai tersangka, hingga kini, belum ada panggilan lanjutan terhadap Yuni Winata (47), yang juga punya potensi menjadi tersangka.

"Proses penyidikan masih menyisakan banyak pertanyaan terkait belum jelasnya arah perkara ini. Kami mempertanyakan, kenapa Yuni yang juga istri Samuel belum ditetapkan sebagai tersangka," terang Jecky.

Terkait bukti dan keterangan sementara dari saksi, kata dia, sebenarnya sudah terungkap Yuni melakukan penyiksaan dan pemukulan kepada anak di Panti Samuel. Alat bukti berupa selang yang telah disita juga dinilai memperkuat penyidikan.

Selain itu, pihak LBH Mawar Saron juga sudah terlebih dahulu mengajukan beberapa saksi terkait dugaan penganiayaan oleh Yuni. Namun, hingga kini, menurut Jecky, belum ada pemanggilan dan pemeriksaan terhadap saksi dari kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com