Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Penolakan Warga terhadap Panti Samuel

Kompas.com - 06/03/2014, 18:49 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com — Warga sekitar Panti Asuhan Samuel yang diwakili pengurus RW 04 Sektor 6 Gading Serpong, Tangerang, telah memasang spanduk penolakan keberadaan panti di dalam kompleks. Jauh sebelum Samuel, pemilik panti, memindahkan pantinya ke kompleks itu, warga sudah mencium adanya kejanggalan terkait operasi dari panti tersebut.

Panti Asuhan Samuel awalnya berlokasi di Sektor 1 Blok AG 15 No 17, Gading Serpong, Tangerang. Daerah tersebut cukup ramai. Persis di seberang panti asuhan itu terdapat sekolah sehingga kendaraan selalu ramai saat jam berangkat dan pulang sekolah.

Di samping itu, banyak juga tempat makan dan toko-toko di sekitar sana. Lokasi panti asuhan itu juga berada tepat di pinggir jalan raya, bukan di dalam kompleks perumahan seperti panti baru. Dari keterangan beberapa saksi mata, selama di Sektor 1, banyak anak panti bermain di jalan raya saat siang hari.

Aries Wibowo (46), koordinator keamanan warga RW 04 Sektor 6, mengaku pernah melihat anak-anak di Panti Samuel berlarian di sekitar Sektor 1. Mereka bermain tanpa pengawasan pihak panti.

"Anak-anak (Panti Samuel) teriak-teriak di sana, katanya, 'Om minta duit Om'," terang Aries kepada Kompas.com, Kamis (6/3/2014).

Aries menilai bahwa bangunan panti asuhan di Sektor 1 tidak layak untuk ditinggali. Panti asuhan, menurut Aries, selayaknya ada tempat bermain sehingga anak-anak tidak main keluar rumah.

Kejanggalan lain mulai terlihat saat Samuel memindahkan pantinya ke Sektor 6. Hingga dua minggu pertama, ia tidak melapor ke pengurus RT dan RW setempat.

"Pemilik panti (Samuel) tidak izin," ujar Ketua RW 04 AR Windijatmoko.

Windijatmoko atau yang biasa dipanggil Moko mengaku sudah mencurigai ketidakberesan panti tersebut. Berdasarkan pengamatan dan laporan beberapa tetangga panti, akhirnya Moko bersama pengurus memutuskan mendatangi panti, Senin (24/2/2014) lalu.

Selang dua hari setelah didatangi, tepatnya Rabu (26/2/2014) malam, pengurus RW 04 dipimpin oleh Aries memutuskan memasang spanduk yang isinya menolak keberadaan panti. Spanduk tersebut dipasang di depan pos masuk Sektor 6.

Kemudian pada Kamis (27/2/2014) pagi spanduk lainnya kembali dipasang tepat di taman, persis di depan Panti Asuhan Samuel. Warga Sektor 6, Endang (42), menuturkan bahwa di panti tersebut anak-anak bebas bermain di jalanan dan tidak diawasi. "Kalau diurus dengan baik, enggak bakal dibiarin keluar," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com