Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calo di Rusun Pulogebang Diusir, Unitnya Digembok

Kompas.com - 04/04/2014, 09:00 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengelola Rusun Wilayah III telah melakukan pengosongan paksa terhadap belasan unit di rumah susun sewa (rusunawa) Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur. Mereka yang terindikasi bermain sebagai calo di berbagai rusun dan menetap di sana pun diminta mengosongkan hunian mereka.

Kepala Unit pengelola rusun wilayah III Jefyodya Julyan mengatakan, sebanyak 12 unit rusun di Pulogebang yang dikosongkan paksa terhadap hunian yang telah disegel petugas. Pengosongan paksa ini dilakukan dengan cara menggembok pintu tempat tinggal mereka.

"Kita sudah mengosongkan 12 unit. Yang ada penghuninya itu tiga orang. Sebenarnya yang lain juga ada penghuninya juga, tapi akhirnya tetap kita gembok," kata pria yang akrab disapa Jefy itu, kepada Kompas.com, saat dihubungi, Jumat (4/4/2014) pagi.

Jefy mengatakan, pengosongan sudah diberikan melalui surat penyeggelan. Namun, warga yang tidak sesuai ketentuan menempati rusun tersebut, masih bertahan. Dari belasan warga tersebut, pihaknya mengindikasikan beberapa di antaranya sebaga calo yang bermain di tiga rusun, di Jakarta Timur.

"Ada sekitar 4 sampai 5 orang (diduga calo). Tapi saya tidak bisa langsung tunjuk orang. Calo ini dia bermain di Pulogebang, Cakung Barat, dan Pinus Elok," ujar Jefy.

Menurutnya, dari laporan yang didapat, diduga beberapa orang tersebut sudah melakukan banyak jual beli unit di tiga rusun berbeda tersebut. "Saya lihat data dari Inspektorat, di Cakung Barat saja ada sekitar tujuh-an (unit)," ujar Jefy.

Pengosongan paksa tersebut, lanjutnya, dilakukan pada unit bervariasi di beberapa lantai pada Blok C dan Blok B, Rusun Pulogebang. Jefy mengatakan, para calo tersebut tidak diperkenankan untuk menempati kembali rusun. Namun, untuk warga lainnya yang disegel, diperbolehkan menempati kembali tetapi mesti melalui prosedur pengurusan ulang.

"Kalau yang calo enggak bakal saya kasih masuk lagi. Jadi yang betul-betul perlu rumah saja," ujar Jefy.

Saat ini, tambahnya, sekitar 5 unit rusun di Pulogebang yang masih tersisa dan belum dikosongkan. Menurutnya, dalam waktu dekat pengosongan akan dilakukan terhadap unit tersegel yang belum dikosongkan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com