Dalam sketsa tersebut, toilet bernama Toilet Anggrek itu terbagi menjadi beberapa sekat di dalamnya.
Sekat-sekat tersebut membagi ruang toilet menjadi beberapa ruangan seperti ruang kloset untuk buang air besar, ruang uriner untuk buang air kecil, serta ruang penjaga dan pelayanan kebersihan (janitor). Semua ruang tersebut memiliki satu pintu masuk utama.
"Bila pintu masuk itu ditutup, di dalam tidak ketahuan bila terjadi apa-apa," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, Rabu (23/4/2014).
Rikwanto menuturkan, antara toilet dan ruang kelas berjarak sekitar 25 meter. Korban melalui lorong di sisi toilet, dari ruang kelasnya menuju toilet tersebut. Ketika korban masuk, dua tersangka, Awan dan Agun, berada di ruang uriner. Keduanya diketahui tengah bekerja.
Namun, kata Rikwanto, tak berapa lama, Awan keluar dari toilet. "Dia ingin membersihkan ruangan lainnya," katanya. Adapun Agun masih berada di dalam toilet bersama korban. "Ketika itu, Agun memergoki korban buang air kecilnya tidak bersih," kata Rikwanto.
Melihat hal itu, Agun pun memanggil kembali Awan yang telah keluar untuk melakukan kekerasan seksual terhadap korban. "Setelah itu, mereka bergantian. Awan ikut mengerjai korban dengan dibantu Agun," papar Rikwanto.
Keduanya berada di dalam toilet selama 10-15 menit. Setelah itu, kedua tersangka pun mengancam korban. "Mereka minta 'jangan bilang siapa-siapa, nanti kamu tahu risikonya'," tutur Rikwanto. Setelah itu, korban kembali ke kelas sambil menangis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.