Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Pelecehan Siswa JIS Mengaku Pernah Jadi Korban WNA Mirip Buronan FBI

Kompas.com - 27/04/2014, 20:47 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu tersangka pelaku kekerasan seksual di Taman Kanak-kanak Jakarta International School (JIS) berinisial ZA (28) mengaku pernah mengalami pelecehan seksual oleh seorang warga negara asing (WNA). Kepada polisi, ZA mengaku kejadian itu dialami ketika masih remaja.

"Dia mengaku sendiri. Kejadian itu saat dia berumur 14 tahun di bundaran Pondok Indah," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/4/2014).

Menurut Rikwanto, kala itu ZA dipanggil seseorang yang berada di dalam mobil di kawasan tersebut. ZA menurutinya dan datang ke mobil tersebut. ZA mengenali orang yang memanggilnya adalah seorang WNA. "Kemudian dia dirayu dan disodomi di situ, tetapi dia tidak tahu siapa WNA itu," ujar Rikwanto.

Setelah dipaksa, ZA diberi uang Rp 20.000 oleh pelaku. Hal ini terungkap dalam pengakuan ZA kepada polisi, belasan tahun setelah dia menjadi tersangka kasus yang pernah dialaminya.

Rikwanto mengatakan, dalam pemeriksaan terhadap ZA, polisi menanyakan kepadanya tentang William James Vahey, seorang buron Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat dalam kasus paedofil. Penyidik menunjukkan foto wajah Vahey kepada ZA dan ia mengakui bahwa WNA yang pernah menyodominya berwajah sama dengan Vahey.

"Kita sodori kepada dia dan dia bilang, 'Ya, dia orangnya seperti ini (Vahey)'," kata Rikwanto.

Vahey telah meninggal dunia setelah melakukan bunuh diri di Luverne, Minnesota, AS, bulan lalu. Peristiwa itu terjadi dua hari setelah seorang hakim federal di Houston mengatakan bahwa pihak berwenang bisa mencari salah satu flash disk Vahey yang diduga berisi foto-foto yang menggambarkan kekerasan seksual terhadap anak-anak. Ada sejumlah foto dari setidaknya 90 korban, yang berasal dari tahun 2008, dan FBI sedang mendorong terduga korban lain untuk memberikan laporan.

FBI menyebutkan, foto-foto dalam flash disk yang diduga milik Vahey itu menunjukkan sejumlah anak laki-laki berusia 12-14 tahun dalam keadaan tertidur atau tidak sadarkan diri. Foto-foto tersebut memiliki keterangan dan tanggal yang merujuk ke tempat-tempat Vahey sebelumnya bepergian bersama para siswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com