Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLKI: Penumpang KA Banyak yang "Ndeso", Buta Internet

Kompas.com - 28/04/2014, 11:57 WIB
Laila Rahmawati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai, PT KAI tidak bisa menyamakan semua penumpang kereta melek internet sehingga bisa memesan tiket kereta secara online.

"PT KAI tidak bisa menyamakan penumpang KA dengan pesawat. Penumpang pesawat jelas lebih well informed dan well educated. Sebaliknya, penumpang KAI masih banyak yang ndeso, buta internet, dan lain-lain. Jadi, tidak bisa diberlakukan secara total," kata Ketua YLKI Tulus Abadi kepada Kompas.com, Senin (28/4/2014).

Menurut Tulus, PT KAI melanggar UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen jika tetap melaksanakan rencananya menerapkan sistem pemesanan tiket all-online mulai 15 Agustus 2014 nanti. Dengan tidak adanya akses pemesanan non-online, pengguna KA akan terganggu kenyamanannya.

Tulus menambahkan, meskipun PT KAI telah memberikan kemudahan bagi lansia, TNI, dan Polri untuk dapat membeli tiket secara manual di stasiun, hal itu tetap bukan tindakan yang benar terhadap konsumen.

"Tidak boleh dibatasi seperti itu. Harus semua konsumen," katanya.

Sementara itu, terkait kasus habisnya tiket pada pukul 00.00, padahal pemesanan juga baru dibuka pada pukul dan hari yang sama, Tulus menduga ada "patgulipat" dalam tubuh KAI.

"Saya masih menduga ada 'patgulipat' terkait hal ini," katanya.

"Patgulipat" yang ia maksud semacam adanya oknum yang telah membeli tiket-tiket tersebut tanpa melalui jalur resmi pemesanan. Terkait hal tersebut, YLKI juga sudah menerima banyak aduan dari pengguna KAI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com