Menurut TH, AK selalu bertanya bagaimana caranya para pelaku tersebut bisa ditangkap. "Dia selalu bilang, 'Mami bagaimana bisa tangkap orang banyak? Penjahat.' Lalu, saya jawab, ya Mami sama polisi, kemudian dia bilang (ada) terlalu banyak (penjahat). 'Too many, Mami, too many, how?'," cerita TH menirukan ucapan AK, Senin (28/4/2014).
TH mengaku baru bisa mulai lega ketika mendengar kabar dari kepolisian bahwa satu per satu pelaku kekerasan seksual terhadap anaknya bisa dibekuk. Dia mengaku sudah memperkirakan ada enam pelaku, bahkan lebih. "Memang enam orang, ini anak saya sudah bilang. Tapi, saya enggak blow up ke media karena takut memperlambat proses penyidikan," ujarnya.
Menurut TH, kepolisian tetap mencari kemungkinan ada pelaku lain yang terlibat dalam perkara ini. Berdasarkan pengakuan AK, kekerasan terhadap dirinya terjadi berkali-kali. Namun, sampai sekarang, belum dapat dipastikan apakah semua pelaku adalah para petugas kebersihan di sekolah itu atau ada kemungkinan pula dari petugas lain atau para pengajar.
"Dia tidak tahu apa bedanya cleaning service, tukang kebun, atau sekuriti. Dia tahunya blue, (pelaku menggunakan) baju biru, gitu saja," kata TH. AK mendapati kekerasan seksual di toliet sekolahnya, JIS.
Hingga saat ini, penyidik Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah mengumumkan lima tersangka. Kelima antara lain Agun Iskandar alias AG (25), Virgiawan alias Awan, Syahrial alias SY (20), Zaenal alias ZA (25), dan Afrischa Setyani alias AF (24). Satu tersangka lain, Azwar alias AZ (28), meninggal saat menjalani pemeriksaan di kepolisian, Sabtu (26/4/2014).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.