Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mami, Bagaimana Bisa Tangkap Penjahat?"

Kompas.com - 29/04/2014, 07:50 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — AK (6), korban pelecehan seksual di Taman Kanak-kanak Jakarta International School (JIS), terus bertutur bahwa pelaku kekerasan kepadanya di sekolah sangat banyak. Hal itu kerap ia ceritakan kepada ibunya, TH.

Menurut TH, AK selalu bertanya bagaimana caranya para pelaku tersebut bisa ditangkap. "Dia selalu bilang, 'Mami bagaimana bisa tangkap orang banyak? Penjahat.' Lalu, saya jawab, ya Mami sama polisi, kemudian dia bilang (ada) terlalu banyak (penjahat). 'Too many, Mami, too many, how?'," cerita TH menirukan ucapan AK, Senin (28/4/2014).

TH mengaku baru bisa mulai lega ketika mendengar kabar dari kepolisian bahwa satu per satu pelaku kekerasan seksual terhadap anaknya bisa dibekuk. Dia mengaku sudah memperkirakan ada enam pelaku, bahkan lebih. "Memang enam orang, ini anak saya sudah bilang. Tapi, saya enggak blow up ke media karena takut memperlambat proses penyidikan," ujarnya.

Menurut TH, kepolisian tetap mencari kemungkinan ada pelaku lain yang terlibat dalam perkara ini. Berdasarkan pengakuan AK, kekerasan terhadap dirinya terjadi berkali-kali. Namun, sampai sekarang, belum dapat dipastikan apakah semua pelaku adalah para petugas kebersihan di sekolah itu atau ada kemungkinan pula dari petugas lain atau para pengajar.

"Dia tidak tahu apa bedanya cleaning service, tukang kebun, atau sekuriti. Dia tahunya blue, (pelaku menggunakan) baju biru, gitu saja," kata TH. AK mendapati kekerasan seksual di toliet sekolahnya, JIS.

Hingga saat ini, penyidik Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah mengumumkan lima tersangka. Kelima antara lain Agun Iskandar alias AG (25), Virgiawan alias Awan, Syahrial alias SY (20), Zaenal alias ZA (25), dan Afrischa Setyani alias AF (24). Satu tersangka lain, Azwar alias AZ (28), meninggal saat menjalani pemeriksaan di kepolisian, Sabtu (26/4/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Megapolitan
Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Megapolitan
Ada Plang 'Parkir Gratis', Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Ada Plang "Parkir Gratis", Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Megapolitan
Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Megapolitan
Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Megapolitan
SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

Megapolitan
Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Megapolitan
Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com