Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI: Pencegahan Paedofil, Semua Karyawan JIS Harus Tes Darah

Kompas.com - 29/04/2014, 11:32 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda mengatakan, semua karyawan Jakarta International School (JIS) harus melakukan tes darah untuk membantah opini adanya paedofil di lingkungan sekolah.

"Kami katakan pihak JIS untuk kooperatif dengan kita. Yang penting, pihak sekolah mau mengakui ada beberapa korban lain di JIS," ujar Erlinda di kantor KPAI, Senin (28/4/2014).

Erlinda mengatakan, hanya hasil medis yang dapat membuktikan benar atau tidaknya bantahan tersebut. Semua karyawan yang ada di JIS, mulai dari outsource sampai staf pengajar, sebaiknya melakukan tes darah.

Erlinda tak memungkiri, untuk aspek pencegahan, ia meminta tes darah juga dilakukan terhadap anak-anak yang ada di TK JIS. Sekalipun orangtua siswa JIS meyakini sekolah itu aman, lanjut Erlinda, kenapa pelaku di dalam lingkungan JIS lebih dari lima orang.

"Apakah ini kita tidak katakan ada sindikat kecil? Korban tidak hanya satu, tapi lebih dari itu," ucapnya.

Erlinda mengatakan, ia tidak mengetahui pengakuan aman apabila tidak diungkapkan secara jelas. KPAI juga berusaha mengembalikan nama baik JIS dengan membantah banyaknya kabar yang beredar.

Erlinda mengatakan, pihak sekolah seharusnya mau mengakui ada beberapa korban lain sebelum ibu korban AK, TH, mengadu kepada pihak kepolisian dan KPAI.

Sementara itu, dua korban yang telah melapor kepada KPAI akan diberikan darurat pelindungan. "Memberikan darurat pelindungan pendampingan, memberikan pendampingan secara psikologis, dan memberikan pendampingan psikiaternya, dan memberikan rasa aman mereka," ujar Erlinda.

Menurut Erlinda, kejadian ini jelas luar biasa karena apabila korban tersebut telat ditangani, pada akhirnya mereka juga akan menjadi seorang paedofil.

"Kita katakan sesuai yang dikatakan Kapolda bahwa (pelaku) Zainal merupakan korban dari seorang William Vahey tersebut. Rekam jejak dari William ini patut diduga keras karena pelaku pun berasal tidak hanya dari outsourcing," katanya.

Hingga saat ini, penyidik Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah mengumumkan lima tersangka. Kelimanya antara lain Agun Iskandar alias AG (25), Virgiawan alias Awan, Syahrial alias SY (20), Zaenal alias ZA (25), dan Afrischa Setyani alias AF (24). Satu tersangka lain, Azwar alias AZ (28), meninggal saat menjalani pemeriksaan di kepolisian, Sabtu (26/4/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com