Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Sebut Kemarahan Ganjar Melebihi Dirinya

Kompas.com - 30/04/2014, 15:27 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku sudah melihat tayangan yang memperlihatkan adegan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sedang memarahi seorang petugas Dishubkominfo Jawa Tengah di sebuah jembatan timbang, di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Dari tayangan tersebut, Basuki mengakui bahwa kemarahan Ganjar jauh melebihi dari yang dilakukannya selama ini.

"Kalau dulu kan orang suka bilang saya kasar, marah-marah. Nah, Ganjar yang orang anggap santun sabar saja akhirnya bisa tidak sabar dan marah juga kan. Seorang Ganjar saja marahnya sampai goyang-goyangin orang. Saya tidak sampai seperti itu, lho. Saya tidak sampai pegang-pegang badan PNS seperti itu kan," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (30/4/2014).

Basuki memaklumi penyebab kemarahan Ganjar. Menurut dia, tingkah laku oknum-oknum birokrasi terkadang sudah keterlaluan. Karena itu, Basuki berharap agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (ASN).

Menurut Basuki, RUU tersebut adalah peraturan yang dia dan Ganjar susun saat keduanya masih tergabung di Komisi II DPR RI. "Saya sama Pak Ganjar satu komisi. Kita dulu sama-sama bikin undang-undang aparatur sipil negara. Tinggal tunggu Presiden tanda tangan saja. Kalau sudah tanda tangan, kan kita bisa bertindak tegas terhadap oknum-oknum PNS yang tidak benar. Mesti dipecat harusnya," ujar pria yang akrab disapa Ahok itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ganjar melihat sendiri praktik pungli saat melakukan inspeksi mendadak di UPT Jembatan Timbang Subah, Kabupaten Batang, Minggu (27/4/2014) malam.

Saat sidak tersebut, Ganjar melihat langsung beberapa kernet memberikan uang Rp 10.000 hingga Rp 20.000 atau di bawah denda resmi tertinggi sebesar Rp 60.000 kepada petugas.

Ganjar juga akan melakukan evaluasi perda yang dinilainya tidak sempurna bila dilihat dari dampaknya. Ia juga berencana membahas hal ini dengan anggota dewan serta beberapa daerah lain yang terkait karena truk-truk yang lewat berasal dari provinsi lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com