Hal itu dikatakan ketua tim Thorsten Moewes, Kamis (8/5/2014). "Cuaca Eropa dengan Jakarta tentunya beda. Cuaca di sini sangat panas," kata Moewes saat ditemui di Monas, Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Selain teriknya sinar matahari ibu kota, hujan dan petir juga menjadi kendalanya dalam menyemprot air di badan Monas. Apabila cuacanya tidak mendukung, maka ketiganya menunda membersihkan tugu Monas setinggi 132 meter itu.
Kendati demikian, hingga kini, kata dia, cuaca di Jakarta cukup baik. "Anginnya cukup bagus, dan saat saya berada di atas (tugu), tidak kepanasan," kata Moewes.
Seperti diberitakan, tim dari Karcher akan membersihkan badan, area tugu dan cawan Monas. Tim pembersihan ini terdiri dari 20 teknisi, yakni 17 orang dari Indonesia dan 3 orang dari Jerman. Pihak teknisi Indonesia bertugasmembersihkan bagian bawah cawan Monas, sementara teknisi Jerman akan membersihkan tugu Monas.
Selama dalam proses pembersihan, bagian puncak dan cawan Monas telah ditutup mulai 5-18 Mei 2014. Pembersihan akan dilaksanakan tiap hari, dari pukul 08.00 hingga 18.00 WIB.
Teknologi pembersih yang digunakan membersihkan dinding cawan bawah Monas adalah High Pressure Washer HDS 6/14 C. Kemudian, untuk pembersihan di badan Tugu Monas, dibersihkan dengan alat High Pressure Washer HDS 12/18-4 S. S
ementara pembersihan bagian lantai Monas menggunakan Scrubber Drier BD 530 EP, bagian tangga menggunakan HD 7/11-4, dan untuk menyedot genangan air menggunakan alat Wet and Dry Vacuum Cleaner NT 35/1 AP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.