Basuki mengatakan, dia marah karena dalam data mengenai petugas kebersihan disebut jumlahnya lebih dari 10.000 orang. "Saya tidak marahin dia (Tyas), saya marahin si Made. Saya tanya berapa lama beres. Dia (Tyas) bilangnya tiga hari bisa, tapi Made bilang dua minggu," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (9/5/2014).
Selain itu, Basuki juga mengungkapkan, dia marah juga karena menilai jumlah petugas kebersihan terlalu banyak. Ia curiga, jika tak dilengkapi data lengkap, bisa saja nantinya uang gaji petugas kebersihan yang sudah cair akan masuk ke kantong-kantong oknum yang tidak bertanggung jawab.
Menurut Basuki, ia pernah menanyakan kepada pengelola sampah swasta mengenai jumlah ideal petugas kebersihan per wilayah. Menurut jawaban pihak swasta tersebut, kata dia, setiap kota administratif di Jakarta hanya membutuhkan sekitar 880 petugas sampah. Di Jakarta terdapat lima kota administratif.
"Nah, 880 dikali lima kota ada berapa (tidak sampai 10.000)? Kalau ada 10.000, bagaimana mau ngabsen dia masuk apa tidak? Yang terjadi malah nanti uang (gaji) yang dikirim masuk ke kepala seksi. Uang gaji orang-orang itu dibayar penuh, tapi mereka digajinya tidak penuh. Nah, uangnya lari ke mana. Selisihnya bisa Rp 400 juta. Rp 400 juta buat pesta pora dong, bagi-bagi. Makanya harus transparan," jelas dia.
Selain itu, Basuki juga mengungkapkan kekecewaannya pada Dinas Kebersihan yang tidak merekrut petugas kebersihan swasta yang telah bekerja dalam waktu lama.
Mulai Desember 2013, Pemprov DKI tidak memperpanjang kontrak kerja sama dengan operator swasta dalam hal pembersihan dan pengangkutan sampah. Petugas sampah yang dimiliki swasta diambil alih oleh DKI.
"Kalau orang sudah kerja 10-20 tahun, terus dipecatin, kan keterlaluan," ucap pria yang akrab disapa Ahok itu.
Seperti diketahui, kemarahan Basuki dalam rapat Kamis kemarin diawali saat ia menilai banyaknya jumlah petugas kebersihan di DKI tidak sebanding dengan kebersihan kota. Seharusnya, dengan sumber daya manusia (SDM) yang mencukupi, dia sudah tidak lagi menerima keluhan warga melalui telepon selulernya terkait sampah yang tercecer.
Basuki pun menugaskan beberapa pejabat Dinas Kebersihan yang mengikuti rapat tersebut untuk berkoordinasi dan membagi tanggung jawab di setiap wilayah. Basuki menugaskan Dinas Kebersihan mengumpulkan kontak dan identitas petugas kebersihan yang dimiliki.
Oleh karena itu, nantinya petugas kebersihan itu akan bertanggung jawab atas sampah yang berserakan di setiap jalan. Di samping itu, ia juga meminta Dinas Kebersihan DKI untuk mendata waktu petugas mengumpulkan sampah dan lokasi membuang sampah.
"Bu Tyas, kapan saya bisa data PHL lengkap dengan masing-masing tanggung jawab wilayahnya?" tanya Basuki kepada Tyas.
Tyas berjanji, data itu akan dilaporkan kepada Basuki pada 22 Mei 2014 mendatang. Lebih lanjut, wanita kelahiran 7 Oktober 1960 itu mengungkapkan akan melaporkan lengkap dengan tanggung jawab tiap-tiap PHL. Apabila dalam waktu dua pekan janji itu tidak dipenuhi, Basuki akan memutasi 90 persen pejabat Dinas Kebersihan DKI.
"Saya akan pindahkan Anda semua ke dinas lainnya, seperti Dishub atau Satpol PP yang tinggal menunggu jalan saja. Ngapain punya banyak orang, tapi kerjanya tidak ada?" tegas Basuki lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.