Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Capres, Pengamanan Balaikota dan Rumah Dinas Diperketat

Kompas.com - 14/05/2014, 09:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memperketat pengamanan Balaikota dan rumah dinas gubernur terkait pencalonan Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2014.

Peningkatan pengamanan itu akan dilakukan mulai satu pekan sebelum Pilpres, hari H Pilpres, dan pasca-Pilpres. Kepala Biro Umum DKI Jakarta Agustino Darmawan mengatakan, peningkatan pengamanan itu karena seorang gubernur yang akan mencalonkan diri sebagai presiden. 

"Peningkatan pengamanan ini penting karena di sisi lain, Gubernur Jokowi menjadi capres. Pokoknya dua obyek vital ini harus tetap aman dan kondusif," kata Agustino, di Balaikota Jakarta, Rabu (14/5/2014). 

Namun, dia membantah peningkatan pengamanan ini karena adanya ancaman dari pihak luar. Peningkatan pengamanan ini, kata dia, merupakan tugas pokok fungsi (tupoksi) Biro Umum DKI. Sudah menjadi tugas pihaknya untuk memperketat pengamanan selama Pilpres berlangsung. Terlebih, Jokowi menjadi salah satu peserta Pilpres.

"Tidak ada informasi chaos atau mengancam Balaikota dan rumah dinas. Sesuai tupoksi, kami perketat penjagaan selama 24 jam," kata Agustino. 

Biro Umum DKI pun telah menggelar Apel Bersama Pengamanan Dalam Balaikota dan Rumah Dinas Gubernur di halaman Balaikota Jakarta, Rabu pagi ini. Apel itu diikuti oleh sekitar 200 personel gabungan TNI/Polri serta Satpol PP.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Wiriyatmoko mengatakan, pengamanan di Balaikota dan rumah dinas guna menjaga kondisi Jakarta tetap aman terkendali. Pengamanan itu juga untuk menghindari gesekan-gesekan yang berpotensi merusak stabilitas keamanan Ibu Kota menjelang Pilpres.

"Jakarta ini kan sebagai barometer politik nasional. Kalau di sini tidak stabil, bakal berpengaruh ke kota lainnya," kata Wiriyatmoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Megapolitan
Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Megapolitan
Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com