Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikuti UN, Penganiaya Renggo Tidak Diperlakukan Khusus

Kompas.com - 19/05/2014, 13:38 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Siswa kelas VI SD 09 Makasar berinisial SY (13) yang menganiaya adik kelasnya, Renggo Khadafi (11), Senin (19/5/2014), mengikuti proses Ujian Sekolah Berstandar Daerah (USBD) di sekolahnya.

Pihak sekolah menjamin SY mendapatkan hak mengikuti ujian, meskipun kasus penyelidikan kematian Renggo tengah berjalan. Kepala Seksi Pendidikan Dasar Kecamatan Makasar, Supriyadi mengatakan, tidak ada perlakuan khusus bagi SY yang mengikuti ujian dijenjang akhir pendidikannya tersebut.

"Perlakuannya sama dengan semua murid yang lain. Dia tetap mengikuti ujian di ruang kelas," kata Supriyadi, saat ditemui wartawan, di sekolah tersebut, Senin siang.

Supriyadi menjelaskan, SY sudah terdaftar sebagai peserta ujian sebelum peristiwa penganiayaan Renggo. "Itu bagian dari haknya. Apalagi sekitar Februari sudah terdaftar sebagai perserta ujian," ujar Supriyadi.

Menurutnya, SY dapat mengikuti ujian tersebut dengan tenang. Namun, ia memperkirakan kasus kematian Renggo tentu membuat SY terbebani secara psikologis.

"Kalau melihat pemberitaan mungkin dia merasa down. Cuma kita dari pengawas dan guru memberikan support dan semangat dia harus ikut ujian," ujar Supriyadi.

Sementara itu, pihaknya menyerahkan proses hukum kasus Renggo yang tengah berjalan saat ini di kepolisian. Ia berharap prosesnya tetap mengacu pada undang-undang perlindungan anak.

Supriyadi mengaku belum mengetahui perkembangan proses hukum kasus kematian Renggo. "Kita enggak tahu bagaimana perkembangan hasil otopsi untuk almarhum Renggo. Itu ranah kepolisian," ujarnya.

Seperti diberitakan, Renggo meninggal diduga akibat dianiaya SY, kakak kelasnya. Penganiayaan itu bermula ketika Renggo menyenggol jajanan SY. Meskipun Renggo sudah minta maaf dan mengganti jajanan itu, SY tetap memukuli Renggo keesokan harinya.

Polisi hingga kini belum menyimpulkan penyebab kematian Renggo. SY juga masih berstatus saksi atas kasus tersebut. Hasil otopsi korban akan menentukan penyebab kematian Renggo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Kardus, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Kardus, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja Sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja Sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com