Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Semringah Terima 30 Bus Transjakarta Sumbangan Swasta

Kompas.com - 06/06/2014, 11:27 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wajah Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terlihat semringah ketika menerima 30 unit bus transjakarta sumbangan Telkomsel, Ti-Phone, dan Roda Mas. Sementara itu, Plt Sekda DKI Jakarta Wiriyatmoko terlihat serius mengamati unit-unit bus tersebut.

Pria yang akrab disapa Ahok itu terus melayani para penyumbang bus-bus tersebut dengan mengobrol santai. Sebentar-sebentar, mereka tertawa bersama.

Basuki memang sangat menginginkan sumbangan dari pihak swasta untuk menambah jumlah bus transjakarta yang belum mampu memberi kenyamanan kepada warga Jakarta. Dia sempat geram kepada Wiriyatmoko dan jajaran Pejabat Pemprov DKI lainnya, seperti Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Endang Widjajanti karena mempersulit penyumbang bus.

Akibat peraturan yang menyulitkan itu, Basuki berulang kali mengungkapkan kekecewaannya kepada Wiriyatmoko dan Endang sebab usulan sumbangan bus itu telah diproses BPKD sejak berbulan-bulan lalu. 

Saat dikonfirmasi, pria yang akrab disapa Moko itu mengaku telah mendapat rekomendasi dari BPKP sejak April lalu. Rekomendasi yang diberikan yakni, 30 bus diterima sebagai penerimaan daerah, sementara pajak iklan yang ditanggung masuk dalam pengeluaran daerah.

Sejalan dengan pemasangan iklan di badan bus, Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta-lah yang menghitung besaran iklan yang terpasang. Penghitungan dilakukan agar besaran iklan yang dibayarkan nilainya tidak lebih besar dari harga bus yang disumbangkan.

"Ada mekanisme penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan harus lebih besar dari pengeluaran, jangan sampai nanti biaya pembayaran iklan lebih tinggi dari nilai bus-nya. Itu namanya bisnis," kata Moko, di Silang Barat Daya Monas, Jakarta, Jumat (6/6/2014).

Ia pun membantah jika selama ini dianggap menghambat perusahaan untuk menyumbang bus. Ia berdalih, hanya mengikuti peraturan yang berlaku. "Semuanya kan sudah ada peraturannya. Ini pemerintahan," ujar Asisten Sekda bidang Pembangunan DKI tersebut.

Masing-masing perusahaan menyumbang sebanyak 10 unit bus. Perusahaan memasang iklan di sepanjang badan bus transjakarta. Basuki sempat menaiki salah satu bus transjakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com