Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappeda: Enak Banget Jadi Pegawai DKI, Tidak Kerja Terima Gaji Terus

Kompas.com - 01/07/2014, 14:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta menolak pengembalian sejumlah kegiatan yang tidak terlaksana oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Kepala Bappeda DKI Jakarta Andi Baso Mappapoleonro menjelaskan, jika semua kegiatan dikembalikan, maka SKPD tidak melakukan pembangunan tahun ini. Dia menyindir kinerja SKPD yang tetap mendapatkan gaji, tetapi tidak bekerja dengan mengembalikan kegiatan kepada Bappeda.

"Banyak yang minta pulang (kegiatannya) tapi kita tolak. Saya bilang ke Pak Ahok, kalau gitu nanti stafnya Bapak (Ahok) semua pulangin kegiatan, dong. Enak banget jadi pegawai DKI, tidak kerja tapi dapat gaji terus," kata Andi, di Balaikota Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Dia mencontohkan beberapa kegiatan yang ditolak dikembalikan seperti penanaman pipa untuk penyediaan air bersih di Jakarta yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum sebab pihaknya telah menyediakan anggaran sebesar RP 100 miliar untuk kegiatan tersebut. Terlebih saat ini, public privat partnership (PPP) tengah disusun.

"Kalau besok PPP sudah ditandatangani dan Dinas PU-nya tidak mengerjakan kegiatan itu, siapa yang mau kerjakan?" ucap mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI itu. 

Kendati demikian, ada beberapa kegiatan yang diperbolehkan dikembalikan. Seperti pembelian bus transjakarta, rehabilitasi sekolah, serta pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). Pasalnya, dengan sisa waktu sekitar 4,5 bulan hingga akhir tahun, program-program itu sudah tidak memungkinkan lagi untuk dikerjakan.

Beberapa program itu akan dialihkan ke BUMD maupun swasta agar pembangunannya lebih cepat. Misalnya, pengadaan unit bus oleh PT Transjakarta dan pembangunan SPBG oleh PT Jakarta Propertindo.

Andi lagi-lagi menyindir pengalihan program pembangunan dari SKPD kepada BUMD. Penyerahan pembangunan kepada BUMD dinilai kurang baik karena berarti SKPD tidak bekerja dengan baik.

"BUMD itu kerjanya lebih cepat. Tapi itu tidak baik buat SKPD. Tahun depan, sistemnya harus kita ubah," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Megapolitan
Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Megapolitan
Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com