Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berniat Cari Bapak Tiri, Suwandi Jadi Korban Eksploitasi

Kompas.com - 04/07/2014, 16:18 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jauh-jauh datang dari Cianjur ke Jakarta untuk mencari bapaknya, Suwandi bocah berusia 12 tahun justru menjadi korban eksploitasi.

Suwandi mengungkapkan dirinya mencari bapak tirinya yang bernama Tarmo (42) yang bekerja di Jakarta sebagai kuli panggul di Tanah Abang sejak 2013. Dari Cianjur, ia naik bus ke Jakarta setelah bertemu dengan seorang polisi.

"Pak polisi naikin saya ke bus tujuan Jakarta saat saya menanyakan keberadaan ayah saya yang bekerja di Jakarta," ungkap Suwandi di Mapolres Jakarta Utara, Jumat (4/7/2014).

Sampai di Jakarta, ia pun diturunkan di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Dalam keadaan bingung, ia berjalan tak tentu arah dan bertemu dengan seorang pria yang mengajak dirinya untuk tinggal di sebuah kolong jembatan.

Saat tiba di kolong jembatan tersebut, ia bertemu dengan puluhan anak sepantaran dirinya yang juga ditampung di tempat tersebut. Kemudian, setelah ikut dengan pria tersebut, ia dipaksa untuk menjadi mesin pencetak uang.

"Saya tiap harinya disuruh ngamen di jalan, kadang juga bawa topeng monyet," jelasnya.

Ia mengamen di daerah Kali Malang, Jakarta Timur, selama setahun. Penghasilan sebesar Rp 50.000 per harinya disetor kepada pria yang menampung dia selama ini. Kemudian beberapa bulan lalu Suwandi sempat terjaring oleh Satpol PP dan sudah ditampung di rumah penampungan Dinas Sosial Cengkareng, Jakarta Barat.

Ia berada di sana selama dua bulan. Setelah itu, ia kabur karena berniat melanjutkan pencarian bapak tirinya. Namun karena jarangnya mendapatkan asupan makanan, Suwandi terkapar sakit di jalanan.

Sekertaris Kelurahan Penjaringan, Bambang Mugiarto, mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan Ketua RT 02 RW 04 Zaenudin yang menemukan seorang anak dalam keadaan terkapar di daerah Pasar Ikan, Penjaringan pada hari Minggu (29/6/2014).

"Suwandi ditemukan dalam keadaan lemas dan tak mengucapkan sepatah kata pun, sehingga dibawa ke puskesmas Penjaringan dan diketahui sakit tipus sehingga dirujuk ke RSUD Koja dan kami titipkan kepada Sudin Sosial," kata Bambang.

Sementara itu Perwakilan Lembaga Perlindungan Anak Suku Dinas Sosial Jakarta Utara, Rika Sutiyo menuturkan, Sudin Sosial Jakarta Utara memintanya untuk menampung bocah malang tersebut sementara waktu.

Suwandi dirawat di RSUD Koja selama tiga hari. Saat ini kami tampung di rumah aman," ucapnya.

Pihaknya juga sudah meminta bantuan kepada unit PPA Polres Metro Jakarta Utara agar bekerja sama dengan Polres Cianjur untuk mencari Yanti, ibu kandung Suwandi, serta alamat Suwandi di Cianjur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com