Menurut dia, seharusnya kegiatan tersebut dijadikan ajang beramal, bukan untuk sekadar gaya-gayaan.
"Tapi, yang jelas kalau mengajukan proposal ke saya untuk bisa sahur bareng anak yatim di jalan, saya sudah tolak mentah-mentah," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Senin (21/7/2014).
Pria yang akrab disapa Ahok itu menjelaskan bahwa sahur tidak perlu dilaksanakan di jalan karena menyebabkan kemacetan.
Kata dia, sahur bersama bisa dilakukan di masjid, panti asuhan, ataupun lokasi lain yang lebih layak.
Dia juga menyayangkan sikap para peserta SOTR yang rata-rata anak sekolah yang berlagak menjadi jagoan di jalan raya. Misalnya, konvoi kebut-kebutan menggunakan motor, menutup jalan, menerobos lampu merah, bahkan hingga merusak fasilitas publik.
"Kenapa sih mesti dibuat sahur di jalanan sampai kebut-kebutan, bacok-bacokan. Kalau memang niatnya untuk beramal, lebih baik kumpulkan uang dengan yang lain, buka bersama di masjid," ujar dia.
Tindakan yang banyak merugikan orang lain itu, menurut Basuki, justru mencemarkan nama baik sekolah mereka. Jika terjadi aksi kekerasan antarpeserta SOTR, pelaku dapat dipidana dan berurusan dengan polisi.
"Tunjukkan kalau sekolah kalian itu sekolah yang punya hati. Biar polisi saja yang menangani," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.