Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Turun di Terminal, Pendatang Baru Tidak Terdata

Kompas.com - 01/08/2014, 17:04 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com — Wakil Kepala UPTD Terminal Induk Bekasi Benny mengatakan, banyak pemudik yang membawa kerabatnya ketika kembali ke Kota Bekasi. Namun, mereka tidak dapat terdata oleh pihak Terminal Induk Bekasi.

“Dari yang mudik pasti ada saja yang bawa orang baru ke Bekasi,” ujar Benny di Terminal Bekasi, Jumat (1/8/2014).

Berdasarkan data yang diperolehnya, hingga Kamis (31/7/2014), jumlah penumpang yang tiba di Terminal Bekasi sebanyak 2.121 orang, sedangkan bus yang masuk sebanyak 303 unit.

Satu bus biasanya mampu menampung sekitar 50 orang. Bus-bus yang berangkat biasanya penuh penumpang. Itu artinya, 303 bus yang masuk ke terminal kemarin sebenarnya terisi penuh oleh penumpang dari lokasi pemberangkatan.

Jika dihitung, maka ada sekitar 15.000 penumpang yang masuk ke Terminal Bekasi dalam satu hari. “Akan tetapi, biasanya, penumpang itu suka turun sebelum tiba di stasiun. Misalkan di Tol Timur, (penumpang) sudah turun. Makanya pas di terminal, jumlahnya jadi kecil. Mereka tidak terdata. Padahal banyak orang baru yang masuk,” ujar dia.

Benny mengatakan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bekasi tiap tahun bekerja sama dengan instansinya untuk menggelar operasi yustisi. Operasi ini akan mendata identitas penumpang yang datang dan tidak memiliki KTP Bekasi.

Menurut perkiraan, operasi yustisi terhadap penumpang akan dilakukan pada 7 Agustus di Terminal Bekasi. “Nanti kami koordinasikan lagi. Yang jelas, dari tahun-tahun sebelumnya, pasti ada yang bawa saudara dan tidak terdata oleh kami,” ujar Benny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com