Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Tolong yang Pakai Baju Kotak-kotak, Pacaran Tangannya Jangan ke Mana-mana

Kompas.com - 11/08/2014, 21:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki harapan kepada Rini Hariyani yang telah dilantik menjadi Kepala Unit Pengelola (UP) Monumen Nasional (Monas). 

Wanita berusia 50 tahun itu diberi tanggung jawab untuk mengelola kawasan seluas 82 hektar itu, baik dari sisi pedagang kaki lima (PKL), wisata, dan sebagainya. "Saya harap Bu Rini bisa mengontrol lahan sebesar itu," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Senin (11/8/2014).

Basuki berharap Rini juga mampu mengelola kamera pengintai (CCTV) dan speaker yang ada di lingkungan Monas. Jangan sampai ada tindak kriminalitas terjadi di kawasan itu. Para satpam UP Monas juga diminta berani menindak para PKL dan pengunjung yang kerap memadu kasih di balik semak-semak Taman Monas.

Basuki memberi contoh, jika ada pengunjung yang tertangkap sedang berpacaran, maka satpam Monas dapat membuat malu tindakan mereka melalui speaker dan mikrofon yang tersedia. "Tolong ya yang pakai baju kotak-kotak, kalau pacaran tangannya jangan ke mana-mana. Kira-kira seperti itu kontrolnya," kata pria yang akrab disapa Ahok itu.

Lebih lanjut, Basuki mengaku tetap melakukan evaluasi rutin kepada Rini. Meski Rini mendekati usia pensiun, ia percaya bahwa wanita itu telah mengerti semua tugas pokok dan fungsi (tupoksi)-nya untuk membereskan kawasan Monas.

Basuki juga telah meminta bantuan Pangdam Jaya dan kepolisian untuk menjaga pintu Monas. Tak hanya itu, ratusan personel Satpol PP juga dikerahkan untuk menjaga kawasan Monas dari serbuan para PKL.

Pada kesempatan berbeda, Rini mengaku bakal membenahi kawasan Monas secara bertahap. Salah satu pekerjaan rumah (PR) yang harus segera diselesaikannya adalah penataan PKL. Untuk mewujudkan hal itu, pihaknya bakal bekerja sama dengan Asosiasi PKL dan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI.

"Monas ini kan ikon Indonesia, posisinya di ring 1. Jadi, kami tidak boleh menyamakan Monas dengan tempat wisata lainnya," kata Rini setelah dilantik Sekda DKI Saefullah, Senin siang tadi.
Ke depannya, DKI bakal menerapkan sistem e-ticketing bagi para pengunjung Monas. Setiap pengunjung akan dikenakan tarif sebesar Rp 5.000 untuk pembenahan Monas.

Baca juga: Akhir Tahun, Masuk Kawasan Monas Pakai Tiket Elektronik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com