Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Samakan Proyek Monorel dengan Kereta Gantung TMII

Kompas.com - 20/08/2014, 20:04 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama masih pesimistis jika proyek monorel oleh PT Jakarta Monorail (JM) dapat berjalan.

Hal itu karena Basuki tidak mau PT JM membangun proyek monorel dengan modal hak properti yang didapat dari Pemprov DKI. Menurut Basuki, PT JM meminta hak properti sebanyak 200.000 meter persegi untuk pengembangan usaha.

"Kamu (PT JM) ini perusahaan monorel atau perusahaan properti yang mengakali (modus) proyek monorel," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (20/8/2014).

Basuki menjabarkan keuntungan yang diraih PT JM dengan hak properti yang mereka dapat. Apabila PT JM menyewakan properti 200.000 meter persegi dengan harga Rp 25 juta per tahunnya, maka PT JM akan mendapat Rp 50 triliun dalam jangka waktu 10 tahun.

Dalam waktu dua tahun saja, PT JM meraih pendapatan dari properti sebesar Rp 10 triliun. Sementara itu, nilai investasi pembangunan PT JM hanya Rp 15 triliun.

"Terus proyek Anda juga tidak menghubungkan ke perumahan-perumahan, hanya selintas saja. Ini kan seperti mainan (kereta gantung) di Taman Mini (Indonesia Indah). Kira-kira, proyek kamu ini menolong saya (DKI) mengatasi kemacetan nggak?" ucap Basuki.

Hingga saat ini, kata dia, DKI masih menunggu kesepakatan klausul pemberian jaminan bank pada perjanjian kerja sama (PKS) baru. Basuki meminta PT JM menyerahkan uang jaminan di bank sebesar 30 persen dari total investasi monorel.

Jika PT JM berhasil memenuhi target penyelesaian satu jalur monorel dalam waktu tiga tahun, maka uang jaminan akan dikembalikan.

Sebaliknya, jika gagal, maka aset monorel akan diambil DKI dan PT JM dikenakan kewajiban membayarkan uang jaminan itu kepada Pemprov DKI. "Kami tinggal lihat saja, dia punya uang 30 persen dari investasinya atau tidak. Tunggu saja September," ujar pria yang biasa disapa Ahok itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com