Pengosongan lahan melibatkan 1.700 personel, berikut alat berat, truk pengangkut sampah, pemadam kebakaran, ambulans, dan kendaraan pengendali massa. Penertiban berlangsung aman. Sejumlah pedagang mengerahkan pekerjanya untuk memindahkan bonsai, tanaman hias, bibit buah-buahan, guci, dan aneka keramik ke truk pengangkut.
Eddy Mustafa (62), pedagang tanaman hias dan aneka keramik, mengatakan, sebelum tahun 2000 lahan yang diapit Jalan Pluit Putra dan Jalan Pluit Putri itu kosong. Kondisinya tak terurus. Sejumlah pedagang yang digusur dari lahan di Jalan Pluit Raya memindahkan dagangannya ke lokasi itu.
”Kami mau pindah dan memenuhi permintaan pemerintah, tetapi kami minta waktu. Sudah empat hari ini belum rampung juga memindahkan barang,” katanya.
Pulomas
Sejumlah warga yang tergabung dalam Front Masyarakat Peduli Lingkungan Kayu Putih dan Pulomas (FMPLKP) Jakarta Timur menolak pembangunan gedung-gedung mewah di area seluas 63 hektar yang dilakukan oleh PT Pulomas Jaya. Perusahaan ini termasuk salah satu perusahaan daerah yang bergerak di bidang properti.
Warga mengklaim, area seluas 63 hektar itu merupakan ruang terbuka hijau yang tersisa. Luas keseluruhan area sekitar 350 hektar. Sejak 1964, di area itu terus dibangun perumahan, rusun, dan sarana pendukung lainnya hingga mencapai 287 hektar.
”Kami tak hanya mengalami banjir tahunan, tetapi juga saat hujan biasa,” ujar Dahyar Budi Ananta, Ketua FMPLKP, di Jakarta.
Secara terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Pulomas Jaya Natasya Yulius menilai forum itu tak sepenuhnya datang dari warga. Sebab, selama ini, sejak mencanangkan akan membangun gedung di area 63 hektar itu, pihaknya sudah sering berdialog dengan warga. (MKN/A05/A15)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.